MUHAMMAD Syukron Eko adalah salah satu di antara sekian mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang berhasil meraih beasiswa luar negeri. Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika UMM ini mendapatkan beasiswa Erasmus Mundus untuk studi selama dua semester di Politechnika Lubelska, Polandia.
Beasiswa yang diperoleh Syukron ini meliputi studi selama sembilan bulan, tiket pesawat pulang-pergi Indonesia-Polandia, biaya hidup 1000 euro perbulan, dan asuransi kesehatan yang sepenuhnya dibiayai oleh Uni Eropa. “Namun, yang lebih penting dari semua itu adalah ilmu dan pengalaman yang tak terlupakan,” kata Syukron seperti dirilis Humas UMM.
Di Politechnika Lubelska, Syukron mengambil jurusan Electrical Engineering and Computer Science. Berbeda dengan di UMM yang menyeimbangkan teori dan praktek dengan persentase masing-masing 50 %, di Polandia ia hanya mendapatkan 10 % teori dan sisanya 90 % praktek. Selain itu, ia juga memperoleh kuliah tambahan tentang bahasa dan budaya Polandia dan Jerman.
Selama kuliah di Polandia, Syukron juga berkesempatan mengunjungi 12 negara Eropa lainnya yaitu Jerman, Belanda, Perancis, Belgia, Spanyol, Hungaria, Republik Ceko, Slovakia, Austria, Italia, Vatikan, dan Yunani. Tak hanya sendirian, Syukron juga bersama dua mahasiswa UMM lainnya, yaitu Halim Perdana dari Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) serta Arindani Aulia dari Fakultas Ekonomi (FE) yang juga meraih beasiswa Erasmus Mundus di Polandia.
Selain Erasmus Mundus, selama di UMM Syukron juga mendapatkan dua beasiswa lainnya yaitu beasiswa Toyota dan Astra 2012 serta beasiswa Dataprint 2014. “Sejak semula, saya memang sengaja memilih UMM karena kampus ini banyak peluang beasiswanya, baik di dalam maupun luar negeri. Sewaktu masih SMA, saya sudah tahu kalau UMM memiliki relasi khusus dengan Amerika lewat Aminef dan Eropa lewat Erasmus,” ungkapnya.
Selain Syukron, menurut kepala IRO UMM Dr Abdul Haris MA, ada ratusan mahasiswa UMM lainnya yang pernah merasakan beasiswa luar negeri, baik melalui Erasmus Mundus maupun berbagai program lainnya. Sebagian besar program itu difasilitasi oleh IRO dan sejumlah unit terkait. Misalnya khusus beasiswa ke Amerika, maka ditangani langsung oleh unit American Corner (Amcor) danThe American Indonesian Exchange Foundation (Aminef).
Menurut staf Amcor UMM Ferry Kurnia, sudah banyak mahasiswa UMM yang sukses meraih beasiswa ke Amerika, salah satunya melalui Indonesia English Language Study Program (IELSP), yaitu program pengembangan bahasa selama dua bulan di Amerika.
Mahasiswa UMM pertama yang meraih beasiswa IELSP yaitu Aries Ferryanto dari Jurusan Bahasa Inggris pada 2008. Selanjutnya, mahasiswa UMM terus menjadi langganan dalam program tersebut. Untuk saat ini, lanjut Ferry, beasiswa yang difasilitasi oleh Amcor UMM yaitu Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) sebagai beasiswa pertukaran bagi kalangan muda yang memiliki jiwa kepemimpinan dan berinisiatif menciptakan perubahan bagi komunitasnya. Bahkan, pada 11 Desember 2014, Amcor UMM mendatangkan langsung kepala information officer kedutaan besar Amerika Serikat, Sarah Ziebell, untuk memperkenalkan beasiswa tersebut.
Selain ke Eropa dan Amerika, beberapa mahasiswa UMM juga memiliki pengalaman beasiswa ke sejumlah negara Asia. Misalnya melalui program Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths (Jenesys) ke Jepang yang pernah diikuti oleh Dyah Kusuma Anindita dari Fakultas Hukum dan Prasetya Hermawan dari Fakultas Teknik. Ada pula yang mendapatkan pengalaman tersebut karena prestasi, misalnya dua aktivis Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sinematografi Kine Klub UMM, Lizya Oktavia Kristanti dan Maharina Novia Zahro, yang dipercaya sebagai juri Seoul International Youth Film Festival (SIYFF) pada Agustus 2014, di Seoul, Korea Selatan.
Karena itulah, Haris menandaskan, IRO sangat mendukung setiap mahasiswa yang memiliki itikad kuat meraih beasiswa luar negeri. Untuk memfasilitasi hal itu, IRO bahkan sudah memiliki tiga divisi berbasis kewilayahan, yaitu divisi Amerika-Eropa, divisi Australia-New Zealand, serta divisi Asia dan Timur Tengah, agar informasi dan akses beasiswa di masing-masing wilayah dapat terus dipantau.
“Ke depan, kami akan terus memperluas relasi dengan berbagai lembaga pemberi beasiswa luar negeri, agar mahasiswa UMM sebelum lulus kuliah sudah memiliki modal pengalaman internasional yang berguna bagi kariernya di masa depan,” pungkasnya.