Misi Roket Pemadam Api Masih Kandas

Author : Humas | Selasa, 30 November 2010 14:18 WIB | Malang Post - Malang Post

MALANG- Lapangan rektorat Universitas Brawijaya (UB) kemarin menjadi panggung terbuka bagi 19 tim yang berkompetisi di ajang Kompetisi Roket Air Indonesia (KRAI). Masing-masing tim pada sesi pertama bermain di kelas horizontal.


Mereka berusaha meluncurkan roketnya ke sasaran tembak  berupa kobaran api yang ada di tengah lapangan. Meski tak ada satu pun tim yang sukses dengan misi pemadaman api, namun acara berlangsung penuh semangat. Apalagi masing-masing tim tak lupa meneriakkan yel-yel yang membuat meriahnya lomba.


“Misi roket pemadaman api memang belum bisa tercapai pada tahun ini,” ungkap Ketua Pelaksana, Bagas Ardiyanto.


Pelaksanaan kompetisi kemarin sempat terkendala hujan. Pukul 14.30 WIB kompetisi terpaksa dihentikan sementara karena lapangan diguyur hujan. Walaupun begitu panitia tetap optimis kompetisi bisa diselesaikan hari ini. 


Selama uji lapangan di kelas horizontal, Bagas menyampaikan tidak ada peserta yang berhasil menembakkan roket ke sasaran tembak. Namun masih berada di zona tembak. Sedangkan di kelas vertikal, ada beberapa roket yang keluar zona hingga ke tenda display. Sore kemarin tim dari UI dan ITB terpaksa harus didiskualifikasi karena ada kerusakan pada alat yang dibawa.
“Sebenarnya panitia sudah menyediakan keperluan yang mungkin lupa dibawa, tapi kendala teknis masih saja terjadi,” bebernya.


Kontes yang sudah kali sembilan ini merupakan acara tahunan Himpunan Mahasiswa Mesin UB. Peserta kontes berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Institut Teknologi Bandung, Politeknik Banjarmasin, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, STTNas Yogyakarta, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Negeri Malang,


Ada dua kelas yang dipertandingkan yaitu kelas vertikal dan horizontal. Menurut bagas, kelas vertikal bisa dikembangkan untuk aplikasi foto udara. Sedangkan di kelas horizontal bisa digunakan sebagai pengembangn teknologi pemadaman api sebagaimana yang digunakan sebagai sistem penilaian kontes kali ini.


Kali ini, KRAI memberikan kebebasan pada peserta untuk menentukan ukuran fin (sayap) dan launcher yang dibuat seefisien mungkin sesuai dengan kreatifitas masing-masing. Dari kreasi peserta ini, juri akan menilai empat komponen utama yaitu presentasi, estetika, launcher dan tembak sasaran.

 


Uji lapangan ini dibuka oleh Dekan Fakultas Teknik, Prof Dr Harnen Sulistyo MSc PhD dengan menembakkan roket ke atas. Dekan berharap agar setelah kompetisi ini ada salah satu peserta yang bisa tergabung di The Water Rocket Achievement World Record Association. Karena sampai saat ini, anggota dari Indonesia baru satu dan atas nama perseorangan, terhitung November tahun ini.


“Rekor ketinggian yang dicapai roket air masih dipegang US Water Rocket dengan ketinggian 623 meter. Rekor ini diperoleh tahun 2007. Sedangkan peluncuran roket air terbanyak yang tercatat di Guinness Book of World Record sebanyak 213 roket,” bebernya.


Kompetisi ini akan memperebutkan Piala Menristek untuk pemenang juara umum. Kategori lain yang diperebutkan adalah best launcher, best vertical, best horizontal dan juara 1, 2 , dan 3. Tim UB sendiri sudah tiga kali menjadi juara umum. Tercatat sejak tiga tahun yang lalu UB menjadi juara umum. Universitas Muhammadiyah Malang, dan Institut Teknologi Nasional. 


Dari 19 tim yang bertanding, UB mengirimkan dua tim salah satunya tim Otoman yang tahun lalu menjadi juara. (oci/eno)

Sumber: http://www.malang-post.com/index.php?option=com_content&view=article&id=22061:misi-roket-pemadam-api-masih-kandas&catid=67:edupolitan&Itemid=98
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler