Refleksi UMM di Milad Emas

Author : Humas | Jum'at, 07 Maret 2014 11:36 WIB | Malang Post - Malang Post

MALANG - Tahun ini Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) genap berusia 50 tahun. Kampus yang tak biasa menggelar peringatan dies natalis ini, tahun ini akan menjadikan momentum Milad Emas ini untuk kembali melakukan refleksi. Selain itu,sepanjang tahun, UMM juga menggelar aneka kegiatan dari yang bernafas rekreatif, relijius, hingga akademik ilmiah. Skala kegiatan pun bervariasi, mulai dari internal, lokal, nasional, hingga internasional.
Memberi bekal pada civitas akademika, Ketua Badan Pembina UMM, Prof HA Malik Fadjar, MSc berpesan agar memiliki komitmen bersama dalam membangun kampus ini. Pesan ini ia sampaikan saat memberi tausiyah pada Rapat Koordinasi dan Konsolidasi Pimpinan UMM di Batu, Jumat (28/2) lalu.
Malik mengingatkan agar pimpinan UMM terhindar dari metafor dalam al-Quran surat an-Nahl ayat 92 tentang seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, namun pada akhirnya tercerai berai kembali. Dalam kaitan ini, kata Malik, bisa saja pilar-pilar yang telah dibangun kampus ini pada akhirnya tercerai berai lantaran tidak disinergikan dengan baik.
Karena itu, bagi Malik, pertemuan seperti ini sangat penting agar terlahir gagasan-gagasan baru dalam menyusun rencana strategi ke depan. “Harus juga diingat bahwa tugas utama UMM adalah human investment, yaitu melahirkan manusia-manusia berpikiran besar yang sarat dengan idealisme,” paparnya.
Malik mengisahkan, sejak dahulu agen perubahan bangsa ini adalah para cendekia muda, di mana salah satu wujudnya adalah Sumpah Pemuda. Peran kaum muda itu, lanjut Malik, juga terjadi dalam sejarah Muhammadiyah. Sebab itu, Malik sangat berharap agar UMM sebagai lembaga pendidikan bisa membangun generasi muda yang tidak hanya besar dari sisi kuantitas, namun terlebih harus bermakna secara substansial. Dalam ruang yang lebih luas, lanjut Malik, tugas UMM adalah memberi makna pada peradaban bangsa. Dalam konteks ini, UMM dipandang sebagai driving force Muhammadiyah dalam berinovasi dan bergerak melintasi zaman.
Kaitannya dengan milad 50 tahun UMM, Malik menekankan tentang pikiran-pikiran yang hendak ditampilkan UMM pada bangsa. Ia memandang, agar terlahir gagasan-gagasan besar, UMM perlu membuka seluas-luasnya pendekatan interdisipliner. 
Malik mengingatkan agar tidak terkurung dalam sekat-sekat disiplin ilmu yang pada akhirnya justru membuat kita terjebak di gang buntu. “Jangan sampai kampus ini justru melahirkan kacamata kuda-kacamata kuda baru,” tegasnya.
Untuk itu, kampus ini perlu memperbanyak intellectual gymnastic agar pemikiran kita kian terbuka. “Dengan pemikiran yang terbuka, diharapkan UMM dapat menjadi inspirasi yang terus bergema, tidak justru menjadi monumen tak bernyawa,” tandas mantan Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama ini.(oci/lim)
PTN Masih Tunggu Hasil UN 2014 // judul
MALANG -  Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) April 2014 mendatang menjadi pertaruhan apakah hasilnya bisa dipakai untuk pertimbangan masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Sebab sesuai dengan kesepakatan hasil kesepakatan forum rektor PTN disebutkan bahwa UN tahun ini akan menjadi pertimbangan kelulusan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2014. 
“Kami belum bisa menetapkan berapa prosentase UN untuk syarat lulus SNMPTN, karena kami harus melihat bagaimana pelaksanaan UN tahun ini,” ungkap Rektor Universitas Negeri Malang (UM) Prof Dr Suparno kepada Malang Post.
Suparno menjelaskan, penentuan prosentase nantinya akan dirapatkan bersama para wakil rektor dan juga dekan. Dengan memertimbangkan apakah UN 2014 sudah dilaksanakan dengan benar dan tidak lagi ada kecurangan maupun permasalahan lainnya. UM juga akan terlibat langsung dalam pengawasan UN SMA dengan menerjunkan dosennya di berbagai daerah. Jika dalam pelaksanaan tahun ini tidak ada permasalahan yang berarti bisa jadi prosentase UN dalam SNMPTN akan lebih besar atau sebaliknya. “Jadi sangat tergantung dari pelaksanaan UN 2014 ini, sehingga kami belum bisa memutuskan sekarang berapa prosentase UN untuk SNMPTN,” kata dia.
Besaran prosentase tersebut lanjutnya juga bisa berbeda di tiap perguruan tinggi. Sebab masing-masing diberikan otonomi dalam penentuan prosentasenya. Disamping itu ia berharap hasil UN juga bisa diselesaikan tepat waktu sebelum SNMPTN diumumkan. Sehingga apa yang diharapkan pemerintah bahwa ada integrasi UN dan SNMPTN bisa dilaksanakan dengan baik. 
Pada tahun sebelumnya UN baru menjadi syarat mengikuti SNMPTN saja, sebab para rektor PTN melihat masih banyak permasalahan dalam pelaksanaan UN. Mulai dari distribusi soal yang kacau hingga adanya kecurangan di berbagai sekolah. Bahkan Kemdikbud saat ini sudah mengantongi daerah-daerah yang masuk kategori putih, abu-abu dan merah. Yang artinya jika masuk kategori putih daerah tersebut jujur dalam pelaksanaan UN, abu-abu artinya ada sedikit kecurangan dan merah artinya rawan kecurangan. 
“Kalau UN masih amburadul tapi sudah dipakai untuk pertimbangan masuk PTN nanti menjadi tidak adil, karena sekolah yang jujur dikalahkan sekolah yang tidak jujur,” tegasnya.
Seperti diketahui pendaftaran SNMPTN 2014 sudah dimulai untuk jalur undangan. Di jalur ini siswa mendaftar melalui sekolah dengan memasukkan nilai rapor mereka. Panitia telah membuka pendaftaran secara resmi jalur nontulis, sejak 6 Januari hingga 6 Maret 2014 dengan mengakses pdss.snmptn.ac.id.

Sumber: http://www.malang-post.com/pendidikan/83166-refleksi-umm-di-milad-emas
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler