MALANG – Dalam satu minggu, anak usia SD menghabiskan 30 – 35 jam untuk menonton TV. Angka ini sangat fantastis jika dibandingkan dengan durasi waktu belajar mereka yang tidak sampai 1000 jam per tahun.
Hal tersebut disampaikan oleh dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Drs. Nasrullah, M.Pd, dalam kegiatan seminar parenting di SDIT Ahmad Yani. Kegiatan bertema ‘Media, Tontonan atau Tuntunan?’ tersebut dilaksanakan di Masjid Ahmad Yani Sabtu (29/3) lalu.
Di hadapan puluhan wali murid kelas I-V, Nasrullah membagi resep menjadi orangtua yang peduli terhadap aktivitas anak. “Orangtua harus kritis, melihat berapa lama anak di depan TV, apa saja yang mereka konsumsi dari TV, dan bagaimana efeknya setelah itu. Jangan pasrah pada pendidikan di sekolah. Pendidikan di sekolah dan rumah harus sinergis,” tutur Nasrullah.
Selain itu, lanjut Nasrullah, orangtua juga harus proaktif dalam memberi umpan balik terhadap media yang dikonsumsi anak. Misalnya, menyikapi tontonan TV yang tidak layak, orangtua dapat melaporkannya kepada Lembaga Sensor Film (LSF) agar ditindak lanjuti. Selain menyelamatkan anak, sikap proaktif orangtua juga membuat produser film lain kapok untuk membuat film serupa.
“Jika kita bersikap apatis atas konsumsi anak terhadap media, tidak perlu kaget dengan berita tentang hasil survei Komisi Perlindungan Anak pada 4500 remaja di 12 kota. Hasilnya, 97 responden mengaku pernah menonton video mesum,” lanjut Nasrullah.
Terpisah, Waka Kesiswaan SDIT Ahmad Yani, Muhammad Syafii, S.Si, M.Si, mengungkapkan, banyak keluhan orangtua terkait perilaku anak yang dipengaruhi oleh media, terutama TV. Untuk itu, pihak sekolah bekerja sama dengan paguyuban orangtua menyelenggarakan seminar parenting tersebut, untuk memperluas wawasan orantua tentang pengawasan anak.
Bersamaan dengan kegiatan yang diikuti oleh orangtua siswa kelas I-V tersebut, orangtua siswa kelas VI juga mengikuti kegiatan sendiri, yaitu motivasi untuk menghadapi Ujian Sekolah (US). Dalam kegiatan itu, orangtua beserta siswa berkesempatan untuk ‘curhat’ kepada psikolog pendidikan Universitas Negeri Malang (UM), Dr. Umi Dayati, M.Pd.
“Selain jam belajar yang semakin intensif, persiapan mental dan spiritual mereka juga terus kami lakukan. Bulan lalu kami mengadakan motivasi US dengan mendatangkan tim motivator dari YDSF dan bulan depan kami akan mengundang Kak Rokhmat,S.Sos,” tandas Syafii seraya mengakhiri pembicaraan.