MALANG - Luar biasa, pantang menyerah dan total! Hanya dalam waktu tiga bulan, tiga kelas mahasiswa semester 7 kelas A,B, dan C jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP UMM mampu membuat 3 koran masing-masing 12 halaman sekaligus. Swaraloka News, Warta Malabar dan Genesis. Proses produksi dan penggarapan materi berita hingga cetak ini hasil kerjasama dengan Malang Post.
Kesuksesan ini tak lepas dari kesabaran dan kreativitas dosen pengampuh Mata Kuliah PKL Jurnalistik Husnun N Djuraid (redaktur senior sekaligus Komisaris Malang Post) dan Abdul Halim redaktur Malang Post. Husnun lah yang kali pertama membuat terobosan dan gebrakan mahasiswa praktik langsung membuat koran sejak tahun 2010. Dan ini merupakan tahun kedelapan mahasiswa Bahasa Indonesia sukses membuat karya Koran yang menjadi kebanggaan jurusan sekaligus UMM ini.
Menurut Halim, pada awal proses perkuliahan ini, mayoritas mahasiswa yang didominasi perempuan ini merasa bingung, takut bahkan gamang. Itu karena mereka menganggap PKL Jurnalistik sangat berat. Apalagi bersamaan, mereka juga harus menempuh mata kuliah magang 3, praktik langsung menjadi guru selama satu bulan di sekolah-sekolah yang ada di Malang Raya.
‘’Namun semangat dan antusias mereka membuat planning dan scheduling PKL Jurnalistik menjadi mudah, terarah dan menyenangkan. Proses diawali dengan petunjuk teknis tentang PKL Jurnalistik. Mulai dari pembuatan struktur perusahaan, konsep koran, perencanaan dan jadwal peliputan, penulisan dan editing berita, layout dan cetak Koran,’’ terangnya. Tidak itu saja, lanjut Halim, mereka juga harus membuat konsep mencari iklan dan memasarkan koran kepada masyarakat. Semua efektif ditempuh hanya dalam waktu hanya tiga bulan saja, Oktober – Desember 2017.
‘’Masing-masing kelas pun secara total melakukan liputan event-event keren dan bergengsi di Malang Raya. Tak peduli waktunya pagi, siang bahkan hingga larut malam. Mulai pendidikan, politik, seni budaya, sosial ekonomi, fashion, lifestyle, kuliner, hingga wisata. Tak hanya pantai selatan di Donomulyo, gunung Arjuno dan Desa Ngadas di lembah Bromo pun mereka daki demi mendapatkan berita dan foto terbaik. Tak peduli panas, dingin dan hujan. Semua total, semua bekerja keras sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing,’’ paparnya.
Menurut Mochamad Amsori, Pemimpin Perushaan Swaraloka News, PKL Jurnalistik lebih memperkaya keterampilan yang mengutamakan kerja sama tim. ‘’PKL Jurnalistik juga mengembangkan keterampilan baru mahasiswa, seperti menjadi reporter, fotografer dan layouter yang berguna menghadapi dunia kerja,’’ ungkap mahasiswa Kelas A ini.
Menurut Irwan Dwi Prasetya, Pemimpin Perusahaan Warta Malabar, PKL Jurnalistik ini menjadikan mahasiswa mengerti lebih tentang arti kerja keras dan tanggungjawab. Bukan dengan menuntut, melainkan menerima. Bukan dengan berlari, melainkan saling menggenggam satu sama lain. Bukan dengan amarah, melainkan kebijaksanaan hati.
‘’Tapi ini PKL satu-satunya yang membuat kami terus, terus, dan terus berkarya tanpa henti. Saling bersaing bukan lagi menjadi tujuan kami, namun satu topik yakni kekompakan di antara teman yang menjadi kekuatan kami, karena kami keluarga,’’ tandas mahasiswa Kelas B ini.
‘’PKL Jurnalistik, ibarat makanan adalah paket lengkap. Tidak hanya memaksimalkan praktik, namun juga aplikasi teori. Misalnya teori penulisan berita dan fotografi. Selain itu, PKL Jurnalistik melatih mahasiswa menjalin networking. Bekerja sama dengan banyak pihak, baik narasumber, maupun pengiklan, serta Malang Post. Banyak pengalaman fan ilmu, tidak hanya seputar jurnalistik. Namun, ilmu dalam mengelola segala aspek dalam sebuah tim, serta mengoptimalkan setiap potensi dari segala peluang yang ada,’’ pungkas Desy Fatmala Pemimpin Redaksi Genesis (Kelas C). (lim)