Zhafarul Zero Hepta, Robot Karya Mahasiswa UMM

Author : Humas | Rabu, 01 Juli 2009 15:04 WIB | Malang Post - Malang Post

Teknologi robot tidak hanya dikembangkan di Jepang sebagai kiblat teknologi. Indonesia sebagai negara berkembang pun berusaha mengembangkan teknologi robot. Di Malang sendiri, pengembangan teknologi robot mampu berprestasi di ajang nasional Kontes Robot Indonesia (KRI) yang diselenggarakan di UGM, Jogjakarta beberapa waktu yang lalu. Trio robot yang bernama Zhafarul Zero Hepta itu adalah hasil karya sembilan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang berhasil menyabet gelar Best Innovation Design.

Zhafarul Zero Hepta adalah tiga robot yang didesain untuk melakukan kerjasama. Terdiri dari robot manual, otomatis dan traveller. Robot manual adalah robot yang dikendalikan melalui sebuah wired remote sedangkan robot otomatis adalah robot yang mampu berjalan secara otomatis dengan sensor garis lurus.

Kedua robot tersebut kemudian bekerjasama mengangkut traveller hingga ke garis finish. Untuk itu diperlukan keseimbangan beban, ketinggian dan juga keakuratan garis antara kedua robot. Salah satu anggota tim, Khusnul Hidayat mengatakan bahwa salah satu inovasi yang digunakan dalam robot-robot tersebut adalah sensor keseimbangan. Sensor tersebut mampu mengukur perbedaan tinggi rendah antara dua robot secara akurat.

Sensor keseimbangan adalah pengembangan dari limit switch, sebuah teknologi yang juga mengukur keseimbangan namun deteksi yang dilakukan tidak seakurat sensor keseimbangan.

Limit Switch baru melakukan penyesuaikan keseimbangan pada saat sudut keseimbangan tentu, misalnya jika kemiringan 45 derajat, kalau sensor keseimbangan ini lebih peka, sudut kemiringan harus benar-benar 0 derajat, tegas Khusnul.

Zhafarul Zero Hepta merupakan robot yang memadukan teknologi terbaru tanpa meninggalkan teknologi lama. Teknologi lama yang masih dimanfaatkan oleh robot berbudget Rp 15 juta itu adalah pada software bahasa pemrograman.

Kami menggunakan assembler, bahasa pemrograman yang paling dasar. kelebihannya adalah program tersebut bisa menerima banyak perintah namun lebih rumit. Tidak instan seperti bahasa pemrograman yang banyak dikembangkan akhir-akhir ini, urai Khusnul.

Kedepan, ketiga robot tersebut bisa dikembangkan untuk memudahkan aktifitas manusia dalam hal pengangkutan barang. Namun setidaknya harus ada penyesuaian dimensi robot dengan beban angkutnya. Kalau beban lebih berat, robot otomatis ini akan berjalan tidak sempurna, gedek-gedek, karena itu harus ada penyesuaiakn dimensi, semakin berat dan besar bebannya maka semakin besar pula dimensi robotnya, jelas dia.

Sumber: http://malangraya.web.id/2009/07/01/zhafarul-zero-hepta-robot-karya-mahasiswa-umm/
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler