Dosen UMM Sebut Sistem Zonasi Punya Tujuan Bagus, Tapi Masih Ada yang Perlu Diperbaiki

Author : Humas | Jum'at, 21 Juli 2023 14:03 WIB | medcom - medcom

Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Akhsanul Inam. DOK UMM

Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Akhsanul Inam. DOK UMM

Jakarta: Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Akhsanul In'am, menilai sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) memiliki tujuan bagus. Hal itu agar anak-anak dapat menerima pembelajaran tanpa ada unsur pilah-pilah berdasarkan kepintaran.

Selain itu, dia menyebut sistem zonasi juga berefek pada pemerataan kualitas guru tanpa melihat popularitas sekolah. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari sistem zonasi.

Salah satunya, pengajar harus mampu memberikan kuliatas pengajaran yang sama pada setiap sekolah, sehingga siswa tidak merasakan perbedaan. In'am mengatakan setiap sekolah akan memiliki input siswa bervariatif. Hal itu akan membuat pengalaman pendidik tidak jauh berbeda.

“Mereka harus mengajar dan mendidik siswa yang berbeda-beda tingkat kecerdasannya. Pengajar juga harus mampu memaksimalkan potensi siswa dan mendorong mereka di level terbaik," ujar In’am dikutip dari laman umm.ac.id, Jumat, 21 Juli 2023.

In’am mengatakan sistem zonasi memiliki dampak positif dan negatif. Sehingga, perlu adanya pengembangan dan perbaikan.

"Saya rasa, pada dasarnya setiap sekolah memiliki tingkat kualitas pendidikan tak jauh berbeda. Tergantung dari kualitas pengajaran dan pendidikan yang diberikan oleh guru di setiap sekolah terkait,” tutur dia.

Sistem zonasi juga tidak luput dari tantangan. Salah satunya tekait jarak sekolah bagi calon siswa.

Misalnya, saat siswa ingin bersekolah di sekolah A meski berbeda zonasi karena lebih dekat dengan rumah. Namun, karena kebijakan itu, mereka tidak bisa melakukannya dan malah masuk di sekolah yang jauh dari rumah karena dianggap masih di satu zonasi.

Beruntung, masalah ini sudah mendapatkan solusi dengan mengurangi persentase penerimaan dari sistem zonasi, yakni paling sedikit 70 persen untuk sekolah dasar (SD), 50 persen untuk sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Sehingga peluang calon siswa bersaing di jalur reguler membesar karena kuota bertambah.

Kecurangan juga harus mendapat perhatian khusus. Menurut In’am, penitipan calon siswa ke petinggi oleh sejumlah oknum harus ditiadakan. Sehingga, persaingan sehat antar siswa dalam upaya masuk ke sekolah bisa tumbuh.

“Semua sistem yang sudah dibangun ini akan sia-sia jika di dalamnya masih terdapat kecurangan-kecurangan yang merugikan sebelah pihak. Mari ajarkan nilai moral yang sesungguhnya kepada penerus bangsa,” tegas dia.

Sumber: https://www.medcom.id/amp/VNx055xN-dosen-umm-sebut-sistem-zonasi-punya-tujuan-bagus-tapi-masih-ada-yang-perlu-diperbaiki
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler