Sikka NTT KLB Rabies, Dosen FK UMM Jelaskan Penyebab dan Cara Penanganannya

Author : Humas | Minggu, 21 Mei 2023 09:18 WIB | medcom - medcom

Doesen Fakultas Kedokteran UMM, Gerry Permadi. Foto: UMM

Sikka NTT KLB Rabies, Dosen FK UMM Jelaskan Penyebab dan Cara Penanganannya

Daviq Umar Al Faruq • 21 Mei 2023 17:26Malang: Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah dinyatakan sebagai wilayah dengan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit rabies. Terhitung sejak Januari hingga Mei 2023, dilaporkan ada 518 kasus gigitan anjing.
Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dr Gerry Permadi SpPD, mengatakan, penyakit rabies atau yang sering disebut sebagai penyakit ‘anjing gila’ adalah salah satu penyakit yang fatal apabila berhasil menjangkiti manusia.  Bahkan angka kematian apabila orang yang tertular tidak ditangani dengan tepat hampir mencapai 100 persen.

Penyebab Rabies

Oleh karena itu, masyarakat perlu memahami penyebab dan bagaimana cara agar terhindar dari penyakit rabies tersebut.  "Penyakit ini ditularkan melalui virus yang berada di tubuh hewan terkena rabies seperti anjing, kera, dan kucing. Rabies biasanya ditularkan melalui gigitan terbuka atau kontak air liur dari hewan yang telah terkena virus rabies. Persentasenya sekitar 98 persen dari gigitan anjing dan hanya 2 persen sisanya yang berasal dari kera ataupun kucing,” katanya, Jumat 19 Mei 2023.
 
Gerry menerangkan, virus rabies akan menyerang susunan saraf pusat pada manusia dan dapat menimbulkan dampak yang sangat fatal. Gejala awal yang bersifat ringan dan sering ditimbulkan adalah demam dan nyeri di sekitar area gigitan. 
Sedangkan pada gejala berat, orang yang terjangkit akan mengalami halusinasi dan mudah cemas. Bahkan ciri yang khas adalah sering mengeluarkan air liur berlebihan (hipersaliva).
 
“Pada tahap yang sangat berat, orang yang terjangkit akan sampai pade fase paralisis, yakni tubuh tidak bisa bergerak layaknya stroke. Bukan hanya setengah yang lumpuh, melainkan keseluruhan badan hingga menyebabkan kematian,” jelasnya.

Cara Penanganan Rabies

Gerry menjelaskan langkah awal penanganan setelah terkena gigitan adalah mencuci area gigitan dengan air mengalir dan sabun selama 10 hingga 15 menit. Setelah itu, segera menuju ke rumah sakit terdekat untuk diberikan vaksin antirabies atau yang sering dikenal dengan VAR. 
 
Apabila luka gigitan sangat serius dan mendekati kepala, maka akan ditambahkan serum anti rabies atau yang sering disebut dengan SAR. Di lain sisi, langkah preventif atau pencegahan bisa dilakukan karena lebih baik menghindari resiko. 
 
Di Indonesia, masih terdapat 26 provinsi yang menjadi wilayah endemis rabies. Hanya terdapat 7 provinsi yang telah dinyatakan bebas rabies. Adapun ciri-ciri hewan yang terjangkit rabies dapat dilihat lewat tingkah lakunya yang aneh, seperti mengeluarkan air liur berlebihan dan menggigit sembarangan.
 
“Tips agar terhindar dari rabies adalah sering membersihkan kandang hewan peliharaan, melakukan vaksinasi apabila berpergian atau hendak beraktivitas di area yang liar. Termasuk saat berkunjung ke wilayah endemis rabies. Pun dengan menjaga hewan peliharaan agar tidak terkontaminasi dengan lingkungan liar,” terangnya.

Sumber: medcom.id/pendidikan/riset-penelitian/VNx0d4xN-sikka-ntt-klb-rabies-dosen-fk-umm-jelaskan-penyebab-dan-cara-penanganannya
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler