Malang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (FISIP UMM) menggelar survei opini publik jelang Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Malang 2020. Sebanyak 60 surveyor diturunkan selama lima hari pada 17-22 November 2020.
Penilaian publik terhadap kinerja Bupati Malang atau incumbent Sanusi-Didik menunjukkan trend positif, yakni sebesar 77.5 persen.
"Temuan survei ini memperlihatkan bahwa kinerja bupati dalam membangun kerukunan umat beragama, peningkatan layanan kesehatan, dan peningkatan kualitas layanan publik diakui keberhasilannya dan diapresiasi oleh publik," kata Zen Amirudin, Pakar Komunikasi Politik UMM, di Malang, Rabu, 2 Desember 2020.
Survei ini dilakukan dengan sistem wawancara dengan 600 responden masyarakat Kabupaten Malang, Jawa Timur. Survei Opini Publik Pra Pilkada ini juga dalam penarikan sampelnya menggunakan metode Multistage Systematic Random Sampling dengan margin of error (MoE) kurang lebih 4 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
"Namun di sisi lain, ada PR sekaligus catatan evaluasi untuk pemerintah Kabupaten Malang dalam hal peningkatan perekonomian masyarakat, menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran, juga dalam hal penyediaan bantuan modal dan kredit usaha rakyat," jelasnya.
Menurutnya ada sejumlah faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan pasangan calon dalam Pilkada. Faktor tersebut di antaranya adalah tingkat popularitas, kapabiltas, akseptabilitas dan elektabilitas. Survei menyebutkan dari keempat faktor tersebut, pasangan calon nomor urut 1, Sanusi-Didik Gatot memiliki keunggulan yang cukup signifikan dibandingkan dua pasangan calon lainnya.
Data riset menyebut tingkat popularitas paling tinggi diraih oleh pasangan calon nomor 1 (84,5 persen), diikuti paslon nomor 2 (72,2 persen) dan paslon independen di posisi terakhir dengan perolehan data sebanyak 40 persen. Tingkat penerimaan publik juga didominasi oleh paslon nomor urut 1 dan paslon nomor urut 2.
Sementara dari tingkat elektabilitas calon pasangan bupati-wakil bupati pilihan publik berdasarkan pertanyaan terbuka (top of mind), ada dua nama yang muncul dengan urutan teratas, yakni paslon Sanusi-Didik Gatot sebanyak 46,00 persen dan Latifah Shohib-Didik Budi sebanyak 29,67 persen. Sementara, pasangan independen Heri Cahyono-Gunadi Handoko hanya 6,33 persen. Sisanya, adalah nama-nama lainnya.
Dalam butir pertanyaan pilihan terkait pasangan bupati dan wakil bupati pilihan publik juga menunjukkan bahwa paslon Sanusi-Didik Gatot menempati posisi tertinggi dengan prosentase 52,43 persen, disusul paslon Latifah-Didik Budi sebesar 33,67 persen. Paslon independen masih menempati posisi di bawah 10 persen. Sisanya 5,53 persen menjawab tidak tahu.
"Survei FISIP UMM ini dilakukan sebagai wujud kepedulian dan sekaligus tanggung jawab moral akademik untuk mengawal demokrasi yang transparan dan akuntabel menjelang hajat politik di Kabupaten Malang," kata Dekan FISIP UMM, Rinikso Kartono.
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Malang 2020 diikuti tiga pasangan calon (paslon). Yakni pasangan calon dengan nomor urut 1, M Sanusi-Didik Gatot Subroto (SanDi) yang merupakan pasangan calon dari koalisi PDI Perjuangan, NasDem, Demokrat, Golkar, Gerindra, dan PPP.
Kemudian pasangan calon dengan nomor urut 2, Lathifah Shohib-Didik Budi Muljono (LaDub) yang merupakan pasangan calon dari koalisi PKB dan Hanura.
Terakhir pasangan dengan nomor urut 3, Heri Cahyono, dan Gunadi Handoko (Malang Jejeg) yang merupakan pasangan calon dari jalur perseorangan atau independen.
(DEN)