Malang: Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus mengembangkan inovasi di berbagai bidang penelitian. Salah satunya, riset bidang pangan yang didanai pemerintah melalui Prioritas Riset Nasional (PRN) Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) UMM Yus Mochamad Cholily menjelaskan, sejumlah dosen UMM melalui berbagai inovasi dan temuannya masuk dalam daftar penerima dana riset yang dikucurkan Kemenkeu melalui Sekretariat Jenderal Lembaga Pengelola Dana Pendidikan bagi Riset Inovatif dan Produktif (Rispro) Mandatori PRN.
"Ada tujuh perguruan tinggi yang diamanahi mengerjakan program PRN ini, di antaranya IPB University, Universitas Brawijaya, dan Universitas Airlangga. UMM merupakan satu-satunya perguruan tinggi swasta yang mendapatkan dana tersebut," kata Yus melansir Antara, Senin, 13 Juli 2020.
Guru Besar Bidang Ilmu Matematika itu mengemukakan UMM saat ini menjadi salah satu kiblat pertanian, peternakan, dan perikanan di Indonesia. "Semua ini berkat kerja tim di Fakultas Pertanian Peternakan (FPP)," ucapnya.
Salah satu riset dosen UMM yang didanai pemerintah melalui PRN tersebut adalah riset yang dilakukan Indah Prihantini yang berjudul 'Perakitan Teknologi Pupuk Hayati Plus untuk Padi Super dan Ekostis'. Tujuan penelitian terkait pupuk tersebut, kata dia, menghasilkan produk pupuk hayati spesifik untuk padi produksi tinggi, tahan penyakit dan ramah lingkungan.
PRN ini merupakan program di bawah koordinasi Kementerian Pertanian dan Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional. "Luarannya adalah produk komersial pupuk hayati spesifik untuk padi yang tersertifikasi organik dan terdaftar di Kementerian Pertanian serta E-Catalog Indonesia, sehingga bisa diedarkan secara nasional," kata Indah.
Guru Besar bidang Nutrisi dan Ternak Organik FPP UMM itu mengatakan kegiatan riset tersebut rencananya dilakukan selama lima tahun. Kegiatan riset ini akan bekerja sama dengan industri untuk produksi skala industri dan distributor untuk pemasaran, baik lokal, regional maupun nasional.
Menurut Indah, produk yang akan dikembangkan adalah prototipe yang dari penelitian yang dilakukan sejak 20 tahun terakhir. Produk disebut sudah dimanfaatkan petani padi di beberapa wilayah di Tanah Air.
Keunggulan produk yang dihasilkan dari penelitian ini, kata Indah, mempunyai lima fungsi dalam satu produk, yaitu sebagai pembenah tanah, pupuk hayati, nutrisi organik, bioproteksi dan biosafety.
"Karena membersihkan residu kimia pada produk diharapkan produktivitas tanaman tinggi dan tahan penyakit. Produksi gabah menjadi rendemen dan kualitas baik serta bebas residu kimia,” kata Indah.
Riset dosen UMM lainnya yang juga mendapatkan pendanaan dari pemerintah melalui PRN, yakni Ali Ikhwan. Judul risetnya, 'Produk dan Teknologi Pupuk Hayati Plus untuk Poduk Jagung Tinggi dan Tahan Penyakit pada Lahan Kering'.
Kemudian, riset dari Listiari Hendraningsih dengan judul 'Perakitan Pakan Fungsional Sapi Potong POGASI sesuai Status Reproduksi', dan riset Abdul Malik dengan judul 'Bibit Unggul Ayam Lokal dengan Keunggulan Produksi Tinggi dan Tahan Penyakit'.
Sementara itu, FPP UMM saat ini juga sedang mengembangkan model integrated farming dan fokus pada upaya mengajak generasi muda untuk cinta pertanian melalui konsep petani milenial.