Guru Besar baru UMM. DOK UMM
Jakarta: Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menambah tiga guru besar dari Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP). Ketiga guru besar baru tersebut adalah Prof. Dr. Ir. Damat, M.P.; Prof. Dr. Ir Wehandaka Pancalaga, M.Kes.; dan Prof. Dr. Rahayu Relawati, M.M.
Total, guru besar di UMM mencapai 30 orang. Rektor UMM, Fauzan, mengatakan masih ada 24 calon guru besar yang belum dikukuhkan dan empat di antaranya masih dalam proses.
“Pada akhir Januari 2024, dijadwalkan seluruhnya sudah dikukuhkan sehingga UMM memiliki 58 profesor dan diharapkan bisa mewujudkan cita-cita para pendiri kampus ini dan warga UMM pada umumnya,” kata Fauzan dikutip dari laman muhammadiyah.or.id, Senin, 4 Desember 2023.
Kepala LLDikti Wilayah 7, Diah Sawitri, menyebut dari 107 guru besar yang dikukuhkan selama kurun waktu 2023, sebabyak 57 guru besar di antaranya berasal dari UMM.
“Dengan jumlah guru besar yang terus bertambah dan membidangi banyak keilmuan, saya yakin cita-cita sebagai world class university bisa segera terwujud,” harap Diah.
Damat dalam orasi ilmiahnya mengkaji pangan fungsional berbasis sumber daya lokal. Tujuannya untuk mengembangkan produk pangan kaya pati resisten.
Dia juga mendampingi sertifikasi halal produk makanan dan minuman dan melakukan penelitan sejak 2006 hingga 2021. Karyanya antara lain beras analog kaya antioksidan (Rasgadan), makaroni kaya pati resisten, cake dengan indeks glikemik rendah hingga pendirian UMM Bakery, serta produk penelitian lainnya.
Sementara itu, Wehandaka menjadi guru besar dengan meneliti dan mengembangkan teknik finishing kulit samak dengan pewarnaan alami sejak 2014 hingga 2021. Produk tersebut dikenal dengan sebutan batik ecoprint.
“Dengan batik ecoprint ini, saya juga mendampingi usaha-usaha masyarakat terkait barang-barang kulit di beberapa tempat. Misalnya, di Bululawang, Malang hingga Magetan. Salah satu keunggulannya adalah motif yang bervariasi dan lebih unik,” kata Wehandaka.
Sedangkan, Rahayu menjadi guru besar melalui riset green marketing di bidang agribisnis. Dia melakukan riset sejak 2007 hingga 2022 dan telah menelurkan 21 penelitian.
“Penelitian saya juga memberikan kontribusi green marketing dan perilaku green consumer. Manajemen agribisnis yang baik akan meningkatkan produktivitas, mengurangi limbah, dan akses yang adil akan sumber daya dan peluang,” kata Rahayu.