Wejangan Mendikbud untuk Mahasiswa UMM

Author : Humas | Rabu, 11 September 2019 13:23 WIB | medcom - medcom

 

Malang:Menteri Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia (Mendikbud), Muhadjir Effendy mengisi kuliah tamu dalam gelaran penutupan Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dalam paparannya, Muhadjir berharap agar mahasiswa UMM dapat menjadi pemimpin di masa depan.
 
Muhadjir juga menyampaikan sejumlah tradisi UMM. Pertama, yaitu critical thinking atau kemampuan berpikir kritis. Kedua, communication skill atau kemampuan berkomunikasi.
 
“Supaya bisa terampil berkomunikasi dengan baik, maka anda harus rajin baca,” kata dia di hadapan ribuan mahasiswa baru.

Mantan Rektor UMM ini menjelaskan, untuk memiliki keterampilan communication skill, mahasiswa UMM harus pintar bicara. Contohnya saat di kelas, seharusnya dosen sedikit bicara, dan justru mahasiswanya yang harus banyak bicara.
 
"Ada dialog, ada debat, ada diskusi, agar membuat anak-anak memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik,” ujarnya.
 
Mahasiswa baru juga diminta rajin menulis. Mulai dari yang ringan-ringan sampai yang berat-berat. Menurut Muhadjir, karena dengan modal-modal itulah, seseorang akan bisa memiliki keterampilan berkomunikasi.
 
“Kalau anda baca saja tanpa bicara, orang tidak tahu apakah sebetulnya anda pintar atau tidak,” lanjutnya.
 
Muhadjir menekankan, untuk mendukung communication skill juga dibutuhkan penguasaan bahasa asing, paling tidak satu bahasa asing, bahasa Inggris atau Mandarin.
 
"Sebab masa depan dunia, nantinya akan didominasi oleh Asia. Dan yang menjadi leading sektornya adalah China," bebernya.
 
Dunia, sambung Muhadjir, akan bergeser dari dominasi Eropa ke Asia. Dari Atlantik, akan bergeser ke Pasifik. “Dan Indonesia adalah merupakan negara yang akan bangkit di tahun 2045. Dan yang membangkitkan siapa? Tak lain adalah kalian semua. Kalian di 2045 ada di usia produktif,” terang Menteri Muhadjir.
 
Tradisi yang ketiga yakni collaboration atau bekerja sama. Dilanjutkannya bahwa berkompetisi penting, tetapi dunia sekarang menuntut adanya kerja sama satu sama lain. “Bahkan sekarang orang bisa menjadi kaya raya karena mampu menghimpun kerja sama tanpa perlu modal tanpa perlu alat. Contohnya Gojek,” sebut mantan rektor UMM ini.
 
Bos Gojek, tidak memiliki satupun sepeda motor. Tapi penyedia aplikasi berbasis jasa ini bisa merangkul pemilik sepeda motor untuk berbisnis bersama. "Dan bos Gojek-lah yang paling kaya, dialah yang paling untung. Ini adalah contoh anak muda yang berhasil. Saya ingin nanti banyak lahir anak muda yang seperti ini,” sebutnya.
 
Tradisi keempat, yakni creativity atau kreatifitas. Hal ini ditunjukkan sepanjang waktu dengan cara membuat terobosan dan menemukan sesuatu yang baru."Di Muhammadiyah, tradisi kreatif sudah dimulai sejak KH. Ahmad Dahlan, yakni dengan membuat sistem pendidikan modern pada zamannya," kata Muhadjir.
 
Tradisi yang kelima atau terakhir yakni confidance atau percaya diri. Selain berpikir kritis, keterampilan berkomunikasi, kolaborasi atau kerja sama, dan kreativitas mahasiswa UMM juga wajib memiiki kepercayaan diri tinggi. Tuntutan percaya diri ini untuk bisa bertahan dan menjadi pemenang di era 4.0 yang penuh kompetisi.

Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler