Rektor UMM, Fauzan. Foto: Dok. UMM
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membekali para wisudawannya dengan dua jurus agar bisa mencapai kesuksesan. Hal itu disampaikan oleh Rektor UMM, Fauzan, Rabu 29 Juni 2022.
Adapun dua jurus itu adalah kompetensi keilmuan dan kompetensi leadership yang selalu disalurkan melalui beragam kegiatan. “Pertama, mahasiswa selalu dibekali dengan ilmu dan teknologi agar bisa menjadi orang bermanfaat. Kemudian jurus kedua yakni UMM bertekad meningkatkan kompetensi leadership para generasi muda dengan berbagai kegiatan yang ada. Sekarang, saudara bisa menggunakan dua jurus itu agar bisa menjadi manusia yang diperhitungkan,” tegasnya.
Fauzan berharap segala ilmu, prestasi, dan pengalaman yang sudah didapat dari Kampus Putih UMM bisa diejawantahkan di dunia nyata. Menurutnya, masyarakat sudah menunggu sumbangsih dan kontribusi dari para sarjana baru, utamanya dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
Pada kesempatan yang sama, hadir pula Aprianto Prabudi, alumnus UMM yang kini menjadi senior talent acquisition head manager for DP Program PT. Berau Coal Energy. Menurutnya, para wisudawan ini adalah seorang petarung karena sudah melalui beragam tantangan saat berkuliah. Kini, waktunya untuk naik level dan menjadi petarung dalam persaingan kerja.
Ada tiga faktor untuk menjadi petarung hebat di dunia kerja, yaitu mindset, attitude dan kompetensi. Menurutnya, untuk bisa masuk ke dunia profesional, diperlukan mindset yang profesional pula.
Begitupun dengan attitude yang mana harus dimiliki oleh para wisudawan agar bisa bertahan di lingkungan kerja masing-masing. Kemudian dilengkapi dengan kompetensi mumpuni agar mampu memberikan yang terbaik serta inovasi terbaru.
Aprianto, sapaan akrabnya menilai bahwa mindset akan terefleksikan dalam perilaku. Ia mencontohkan pada proses wawancara kerja dan berada di fase penentuan salary. Cara menjawab fresh graduate akan mewakili mindset yang dimiliki.
Biasanya, mereka akan menjawab sesuai kebutuhan, padahal gaji di dunia kerja dilihat dari harga pasar. “Hal serupa juga terjadi pada faktor kedua dan ketiga. Terkait kompetensi, ada empat hal yang harus saudara-saudara kuasai, mulai dari kompetensi teknis, administrasi atau IT, komunikasi dan yang terakhir yakni kompetensi kolaborasi,” tambahnya.
Ia juga sempat menjelaskan, pentingnya kolaborasi dan team work, utamanya di era digitalisasi saat ini. Ia berharap para sarjana baru ini bisa terus melatih dan mengasah tiga faktor utama tadi.
Dengan begitu, skill mereka bisa tumbuh dan akhrinya bisa menjadi petarung yang hebat di dunia kerja. Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy mengingatkan, jika tantangan nyata ketika lulus akan semakin banyak.
Maka, para wisudawan tidak boleh hanya diam dan puas dengan bekal yang ada, melainkan harus berubah sesuai kebutuhan zaman sehingga bisa bertahan.
Lebih lanjut, disampaikan Muhadjir, berdasarkan dara 2020 hingga 2021 ada sejumlah 146 juta angkatan kerja. Tujuh juta di antaranya belum bekerja, sehingga persaingan untuk mendapatkan posisi strategis akan semakin sulit.
“Namun, karena anda lahir dari rahim UMM maka saudara harus bisa berada di depan untuk bisa menjadi yang terdepan. Tidak hanya untuk bekerja, tapi juga bisa menjadi wirausahawan dan entrepreneur. Bukan hanya mencari, tapi membuat lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat luas. Apalagi saudara sudah memiliki bekal untuk bermain data. Saya doakan suadara bisa menjadi orang yang sukses dan tidak melupakan almamater,” pungkasnya.