Mediapribumi.id, MALANG — Kompetensi kerja menjadi faktor utama bagi lulusan agar dapat diterima di dunia kerja. Namun, kesenjangan antara keterampilan lulusan dengan tuntutan industri masih menjadi tantangan bagi perguruan tinggi.
Untuk menjawab tantangan ini, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus berinovasi, dengan menghadirkan program unggulan guna membekali mahasiswa dengan keterampilan yang relevan.
Salah satu program andalan yang telah dijalankan adalah Center of Excellence (CoE), yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menjalani magang di berbagai industri dan lembaga yang relevan dengan bidang psikologi.
Mahasiswa berkesempatan belajar langsung di layanan psikologi, sekolah inklusi, komunitas masyarakat, hingga perusahaan dan instansi pemerintah.
Sebelum terjun ke dunia kerja, mereka mendapatkan pelatihan intensif selama 30 hari bersama praktisi dan supervisor dari industri terkait.
Sebagai upaya memperkuat kemitraan dengan dunia industri dan dunia kerja (IDUKA), Fakultas Psikologi UMM menggelar lokakarya yang menghadirkan 40 mitra dari berbagai sektor, termasuk perusahaan nasional, internasional, dan BUMN.
Kegiatan ini juga melibatkan akademisi, konsultan perusahaan, perwakilan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jawa Timur, serta Dinas Sosial Kota Malang.
Dalam sambutannya, Muhammad Shohib, menegaskan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, serta menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri.
“Kami ingin menciptakan lulusan yang fit and proper untuk dunia kerja, sehingga mereka dapat lebih cepat terserap di industri,” ujarnya.
Dekan Fakultas Psikologi UMM, Rr. Siti Suminarti Fasikhah, menambahkan, bahwa kerja sama ini telah membuka banyak peluang bagi lulusan Psikologi UMM.
“Banyak alumni kami yang telah mendapatkan pekerjaan di mitra IDUKA bahkan sebelum resmi lulus dan kini berhasil menempati posisi strategis,” tuturnya.
Sementara, Rektor UMM, Nazaruddin Malik, yang hadir sebagai keynote speaker, menekankan pentingnya penyelarasan kurikulum dengan kebutuhan industri.
“Kami menyelenggarakan berbagai program peningkatan kompetensi agar lulusan memiliki knowledge, skill, attitude, serta culture kerja yang sesuai dengan harapan dunia industri,” jelasnya.
Di sisi lain, Ir. Hariyanto dari APINDO Jawa Timur menyoroti bahwa tantangan utama perusahaan saat ini bukanlah teknologi, melainkan kualitas sumber daya manusia.
“Ketika perusahaan memiliki SDM yang berkualitas, maka tantangan teknologi dan perubahan sosial budaya dapat lebih mudah diatasi,” katanya.
Sementara itu, dr. Teguh dari Dinas Sosial dan Retno dari SLB Autis River Kids menegaskan bahwa lulusan psikologi memiliki peluang kerja yang luas, terutama di sektor sosial dan pendidikan inklusi.
“Kami masih sangat membutuhkan lulusan psikologi dengan kompetensi hard skill dan soft skill yang baik,” ujar dr. Teguh.
Dalam sesi diskusi, beberapa permasalahan utama yang diangkat adalah adaptasi kerja, keterampilan komunikasi, dan digitalisasi. Para peserta sepakat bahwa aspek-aspek ini perlu diperkuat agar lulusan lebih siap menghadapi dunia kerja.
Lokakarya ini mendapatkan apresiasi tinggi dari peserta, yang menilai bahwa kegiatan seperti ini menjadi jembatan penting antara dunia akademik dan industri.
“Harapannya, sinergi antara perguruan tinggi dan IDUKA terus diperkuat agar lulusan tidak hanya siap kerja, tetapi juga mampu berkontribusi dalam perkembangan industri di masa depan,” tukasnya.