MALANG, Mediasuarapublik – Tahun baru memberikan semangat baru bagi banyak individu untuk merancang banyak hal baik. Tak terkecuali resolusi tahunan. Namun tak jarang, rencana yang dibuat kadang hanya menjadi daftar semata yang tidak berhasil direalisasikan. Melihat hal ini, Zainul Anwar selaku psikolog dan dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyampaikan bahwa untuk mewujudkan semua daftar resolusi, seseorang perlu memastikan bahwa langkah yang akan diambil terarah.
“Planning yang dibuat harus lebih realistis, konkrit dan terarah agar hasilnya sesuai tujuan. Jadi bukna hanya menetapkan target, tapi juga langkah-langkah untuk menggapainya,” katanya.
Lebih lanjut, Zainul mengatakan bahwa sebelum membuat resolusi, seseorang dapat memulai untuk melakukan intropeksi diri di masa lalu. Hal ini penting dilakukan sebagai proses pembelajaran. Bukan untuk mengingat-ingat hal yang menyedihkan, tapi sebagai pengalaman hidup bagi rencana berikutnya. “Hal yang berhasil agar menjadi motivasi dan yang gagal bisa menjadi evaluasi diri untuk jadi lebih baik lagi,” tambahnya.
Untuk membuat resolusi berhasil menurut Zainul, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Pertama, mengumpulkan rasa syukur atas berbagai nikmat yang diterima. Ini menjadi poin di mana diri mendapatkan suntikan energi positif. Seseorang akan bersyukur jika ia selalu memandang suatu hal dengan positif. Sebaliknya, seseorang akan selalu mengeluh jika memandang sesuatu dengan negatif.
“Yang kedua, perlu membuat skala prioritas yang ingin dicapai selama setahun ke depan, misalnya ingin lulus di 2024, menikah, dan membeli rumah. Skala prioritas menjadi sangat penting karena hal yang kecil akan selalu mengikuti. Analoginya ibarat kita memasukkan banyak barang ke dalam gelas, maka yang harus dimasukkan adalah yang besar terlebih dahulu. Dengan demikian, yang kecil akan mengikuti dan menjadi terpenuhi,” urainya.
Ketiga, menuliskan apa yang menjadi keinginan atau target agar selalu ingat dan memikirkannya. Perlu diketahui bahwa pola kerja pikiran itu seperti magnet, yakni apapun yang selalu kita ingat dan pikirkan akan mendekat ke diri kita.
“Berikutnya yang keempat, menjalin relasi yang berkaitan dengan resolusi diri. Misalkan ingin lulus, maka carilah lingkungan yang juga memiliki niatan lulus tepat waktu. Ini penting untuk menciptakan iklim yang baik,” tambahnya.
Terakhir, restu orangtua dan doa. Keberadaan doa akan mengurangi rasa kecewa saat hal yang diinginkan belum tercapai. Doa juga dapat menguatkan mental dan spiritual. “Bagi seseorang yang tidak memiliki resolusi atau meyakini bahwa hidup sudah ditakdirkan itu tidaklah salah. Yang menjadi masalah adalah ketika seseorang menjalani hidup mengalir saja tanpa ada pegangan atau dasar yang pasti. Hal itu bisa menjadikan seseorang mudah terombang-ambing, frustasi, dan stres karena tidak memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya,” tambahnya.
Di akhir, ia berpesan akan pentingnya refleksi diri sebagai manusia yang mempunyai akal pikiran yang sehat. Apapun yang ingin dilakukan dan dicapai, harus dipikirkan secara logis dan rasional serta memperhatikan setiap konsekuensinya. “Jangan mudah terbawa emosi sebelum bertindak, agar tidak terjerumus kepada kesalahan yang sama dan menyesal kemudian,” pungkasnya. [YW/Red]