MELINTAS.ID – Kabupaten Bondowoso kembali menjadi sorotan nasional setelah pengiriman 8 ton beras organik dari Desa Lombok Kulon ke Sidoarjo dan Kalimantan.
Proyek besar ini tak hanya menjadi bukti keberhasilan Kabupaten Bondowoso sebagai sentra pertanian organik, tetapi juga menunjukkan sinergi luar biasa antara masyarakat, pemerintah daerah, dan mitra-mitra pendidikan tinggi.
Desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari, menjadi pusat pengembangan beras organik unggulan di Bondowoso.
Dengan luas lahan tersertifikasi mencapai 105 hektare dan rencana ekspansi 40 hektare tambahan tahun ini, desa ini telah membuktikan diri sebagai pelopor dalam pengelolaan pertanian berbasis keberlanjutan.
Beras organik yang dihasilkan bahkan telah mendapat sertifikasi halal dan diminati oleh pasar nasional.
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM): Sebagai mitra utama sejak 2013, UMM berperan penting dalam mendampingi masyarakat Desa Lombok Kulon.
Melalui program pengabdian masyarakat dan riset, UMM membantu membangun klaster pertanian organik dan memperkuat manajemen pertanian lokal.
Pemerintah Kabupaten Bondowoso: Dengan dukungan penuh dari Pj. Bupati Bondowoso, Muhammad Hadi Wawan Guntoro, pemerintah daerah berperan sebagai integrator utama.
Mereka memfasilitasi berbagai inisiatif, termasuk sertifikasi halal untuk produk pertanian dan pengembangan klaster ekonomi organik.
Baca Juga: Puisi Tiga Inisiatif Penting untuk Anak Negeri, Pengembangan PAUD, Puisi Renyah Penuh Makna, Simak Disni!Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek): Dalam kunjungannya ke Bondowoso, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Fauzan menegaskan pentingnya pendidikan tinggi yang berorientasi pada pembangunan desa.
Kementerian ini berperan sebagai penghubung antara perguruan tinggi dan masyarakat untuk menciptakan dampak yang berkelanjutan.
Masyarakat Desa Lombok Kulon: Tidak dapat dipungkiri, keberhasilan ini tidak lepas dari peran aktif masyarakat setempat.
Petani lokal bekerja keras untuk menjaga kualitas dan keberlanjutan pertanian organik, menjadikan Desa Lombok Kulon sebagai simbol kemandirian pangan.
Beras organik Bondowoso menjadi buah bibir karena berbagai alasan:
Kualitas Tinggi: Dengan sertifikasi halal dan standar organik, beras ini memenuhi kebutuhan pasar yang mengutamakan kesehatan.
Sinergi yang Solid: Kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi model pembangunan desa yang ideal.
Ekspansi Pasar: Pengiriman ke Sidoarjo dan Kalimantan menjadi bukti bahwa produk lokal Bondowoso mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
Bondowoso tidak berhenti pada pengiriman beras organik. Kabupaten ini juga tengah mengembangkan Desa Lombok Kulon menjadi Desa Mandiri Energi, dengan potensi penggunaan energi terbarukan untuk mendukung pertanian dan kehidupan masyarakat.
Selain itu, klaster-klaster ekonomi organik lainnya seperti kopi, pisang cavendish, dan mangga juga mulai mendapat perhatian untuk dikembangkan lebih jauh.
“Kami berharap Bondowoso dapat menjadi model nasional dalam pengelolaan sumber daya lokal yang optimal. Tidak hanya beras, tetapi juga komoditas lain seperti kopi dan biofarma,” ujar Hadi Wawan Guntoro, Pj. Bupati Bondowoso.
Beras Bondowoso bukan hanya produk unggulan, tetapi juga simbol kolaborasi yang sukses antara masyarakat, perguruan tinggi, dan pemerintah.
Dengan pendekatan ini, Bondowoso berhasil menunjukkan bahwa pengelolaan sumber daya lokal dapat memberikan dampak besar bagi pembangunan desa dan bangsa.
Yuk, dukung terus produk lokal Indonesia! Dengan semangat gotong royong, desa-desa seperti Lombok Kulon akan terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi daerah lain di Tanah Air.***