Bersiap Hadapi Krisis Air Bersih dan Pangan Dunia, UMM Siapkan Pembelajaran Ini

Author : Humas | Kamis, 23 Juni 2022 10:27 WIB | MERDEKA.com - MERDEKA.com

Krisis air bersih di Muara Angke. ©Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Sekjen Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI Mohammad Zainal Fatah mengungkapkan, dunia internasional tengah menghadapi tantangan perubahan iklim seperti krisis air bersih dan pangan.

"Untuk menanggulangi krisis air bersih dan pangan, pemerintah mulai melakukan mitigasi. Salah satunya membangun infrastruktur untuk mengatur kecukupan air bersih dan pangan di Tanah Air," jelasnya saat memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Senin (20/6).

Kuliah umum yang bertempat di dome kampus UMM itu diikuti oleh ribuan mahasiswa kampus setempat.

Kebutuhan Air Meningkat

©shutterstock.com/Mariyana Misaleva

Zainal mengatakan, kebutuhan air global terus meningkat. Pada tahun 2050, kenaikan kebutuhan air global mencapai 55 persen. 

Faktor yang memengaruhi meningkatnya kebutuhan air, imbuh dia, di antaranya adalah perubahan sistem pertanian, tata kelola kota, dan gaya hiduo masyarakat. 

“Kebutuhan air meningkat, namun ketersediaan air bersih semakin menipis," tuturnya, dikutip dari Antara.

Di Indonesia sendiri, banyak sungai dan danau yang tercemar. Beberapa daerah di Jawa dan Sulawesi sudah berubah menjadi daerah berwarna kuning yang menunjukkan tutupan hutan berkurang cukup signifikan. 

"Perlu kita waspadai ke depannya,” kata Zainal.

Tindakan Pemerintah

Berkaca dari fenomena tersebut, pemerintah melalui Kementerian PUPR membangun infrastruktur untuk mengatur kecukupan pangan dan air di Indonesia. Salah satunya ialah membangun bendungan untuk menanggulangi krisis air. 

Hujan di Indonesia mampu menghasilkan 2,73 triliun meter kubik air per tahun. Namun, yang bisa dimanfaatkan sebagai air bersih dan layak konsumsi tidak sebanding dengan volume air hujan yang turun. 

Indonesia, kata Zainal, tertinggal dari Amerika Utara yang mampu menampung cadangan air sebanyak 6.000 meter kubik per tahun serta Australia yang mampu menyimpan air sebanyak 4.700 meter kubik air per tahun. 

Pembuatan Bendungan

©2022 Merdeka.com

Zainal mengungkapkan, pembuatan bendungan menjadi upaya pemerintah untuk menjaga ketersediaan air bersih di Indonesia. Saat ini, pemerintah telah menyelesaikan pembangunan 20 bendungan.

"Rencananya kami membangun 61 bendungan sampai tahun 2024. Selain untuk menjaga ketersediaan pangan, pemerintah juga telah menetapkan daerah produksi pangan yang bertujuan untuk menyokong kebutuhan pangan daerah maupun nasional,” terangnya.

Pembangunan infrastruktur di Indonesia, kata dia, memiliki empat peran utama. Pertama, sebagai lintas sejarah peradaban di masa mendatang. Kedua, meningkatkan daya saing dengan negara lain.

Banyaknya infrastruktur diharapkan bisa memudahkan akses antardaerah, serta mempererat persatuan bangsa dan pemerataan keadilan sosial.

Siapkan Mahasiswa

Rektor UMM, Fauzan mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan dua skema pembelajaran untuk memberikan bekal kepada mahasiswa agar lebih siap menghadapi berbagai tantangan di masa mendatang. 

Skema pertama yakni pembelajaran akademik yang berlangsung selama perkuliahan. Kedua, melalui kompetensi kepemimpinan yang dibangun di organisasi maupun kegiatan lain seperti kuliah umum.

"Potensi dan bakat mahasiswa juga terus didukung, salah satu caranya dengan membentuk berbagai pusat unggulan. Program pusat unggulan juga hadir untuk meningkatkan interaksi antara mahasiswa dan dunia industri. Pusat keunggulan ini dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa dan tak terbatas pada jurusan mahasiswa,” jelas Fauzan.

[rka]

Sumber: https://www.merdeka.com/jatim/3-fakta-dunia-hadapi-krisis-air-bersih-dan-pangan-umm-siapkan-pembelajaran-ini.html
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler