Logo Muhammadiyah |
Metrotvnews.com, Malang: Para peneliti dan pakar berbagai bidang ilmu dari berbagai negara di dunia berkumpul di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dalam rangka International Research Conference on Muhammadiyah (IRCM).
Ketua Panitia Pengarah IRCM Prof Dr Azyumardi Azra, Jumat (30/11), mengatakan IRCM merupakan konferensi science non-politik terbesar, bukan hanya di Indonesia, mungkin juga di dunia," katanya di sela-sela ICRM yang digelar di Gedung Teater UMM Dome.
Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah itu mengatakan, pembicara dan peserta konferensi berasal dari seluruh penjuru belahan dunia. Setidaknya, ada pakar dari Australia, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, Singapura, Thailand, dan Indonesia.
"Kami berharap berkumpulnya para pakar dan peneiliti dari berbagai negara di dunia ini akan ada penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan yang nantinya bisa dimanfaatkan secara positif dan maksimal oleh umat manusia," ujarnya.
Selain dihadiri oleh para peneliti dan pakar dari sejumlah negara, dalam pembukaan IRCM yang digelar Kamis (29/11) malam itu juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur Dr Soekarwo, Ketua umum PP Muhammadiyah Prof Dr Din Syamsuddin serta mantan ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Syafii Maarif.
Disamping itu juga tampak Konjen AS di Surabaya, Konjen China di Surabaya, perwakilan dari kedutaan Australia serta Deputi Menteri Pendidikan Thailand dan para rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM).
Gubernur Jatim Soekarwo berharap IRCM dapat memberikan ide-ide yang positif bagi para peserta dan Muhammadiyah pada umumnya. "Kami berharap atmosfir Malang dan Jawa Timur mampu memberikan pengaruh yang baik kepada semua yang hadir," katanya.
Soekarwo juga berharap acara yang dihadiri oleh perwakilan dari sejumlah negara di belahan dunia ini bisa memberikan kesan dan memori yang indah serta ada cerita tentang Jawa Timur yang di bawa ketika pulang nanti.
Sementara Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsudin mengakui jika Muhammadiyah di Jatim berbeda dengan gerakan di daerah lain karena lebih dinamis. Amal usaha, lembaga dan perguruan tinggi di Jatim tumbuh sangat baik.
Oleh karena itu, katanya, IRCM ini akan sangat membantu para kader Muhammadiyah untuk mencermati berbagai isu, termasuk multikultural di tubuh Muhammadiyah.
"Melalui IRCM ini pula Muhammadiyah bisa mengamati dinamika eksternal yang terjadi agar Muhammadiyah tetap menjadi gerakan Islam moderat bukan Islam radikal," tegasnya.
Konferensi yang digagas oleh Prof Mitsuo Nakamura dari Universitas Chiba Jepang itu akan berlangsung selama empat hari hingga Ahad (2/12). Selain sesi konferensi, acara juga diisi dengan bedah film Sang Pencerah oleh Prof Dr Abdul Munir Mulkan.
Prof Mitsuo Nakamura mengatakan, inilah saatnya Muhammadiyah menemukan identitas barunya memasuki abad ke-2 usianya ini. "Forum ini nantinya juga membahas identitas, arah dan gerak Muhammadiyah memasuki abad ke-2 mendatang," katanya. (MI/RZY)