Fakultas Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kirim peserta training camp (TC) ke Jepang dua kali dalam kurun enam bulan terakhir. Mereka yang diberangkatkan telah mengantongi sertifikat kompetensi dari Japan Formwrok Coontractors Association (JFCA).
Pada batch pertama, TC Vokasi UMM telah memberangkatkan 19 peserta pada periode Mei-Juni 2024. Lalu, pada batch kedua yang terbang pada awal November 2024 ini turut berangkat 16 peserta.
Sertifikasi yang mereka terima diberikan langusng oleh General Manager JFCA Yasushi Oshida di teaching factory Vokasi UMM. Oshida memberikan selamat kepada seluruh peserta yang diharapkan dapat memaksimalkan potensi dan kesempatan yang ada di Jepang.
"Saya berharap kalian bisa berikan kemampuan yang terbaik di sana. Selalu ingat kepada kerabat, teman, dan tim instruktur yang telah membantu anda selama ini," kata Oshida.
Para peserta TC Vokasi UMM yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia ini telah diterima di berbagai perusahaan di bidang konstruksi. Mereka telah menguasai dougu (alat) hingga katawaku (teknik Bekisting).
Instruktur Teknis Form Work Japan, Tsuneo Takaishi menambahkan, seluruh peserta telah melalui masa pelatihan selama sekitar sembilan bulan. Mulai dari pelatihan Bahasa Jepang hingga keahlian dasar bekerja di bidang konstruksi.
"Kami juga membekali peserta dengan berbagai keahlian terkait keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Di Jepang, peraturan soal K3 sangat ketat," kata Tsuneo.
Sementara itu, Dekan Fakultas Vokasi UMM, Prof Tulus Winarsunu turut kagum dan bangga dengan apa yang dicapai para peserta TC. Khususnya kepada 16 peserta batch kedua yang menurutnya dapat lulus sertifikasi dalam waktu tak lebih dari satu tahun.
"Alhamdulillah, ini sudah batch kedua. Hari ini mereka sudah mengantongi dua sertifikasi, dua keahlian sekaligus dan langsung diterima. Dalam waktu dekat, mereka sudah berangkat. Hanya tersisa masalah teknis saja," ujar Tulus.
Menurutnya, sesuai kontrak, para peserta itu akan bekerja di Jepang selama lima tahun. Setelah itu, mereka bebas memilih mau pulang atau lanjut beekrja di Jepang lagi.
Selain itu, menurutnya, mereka juga bisa mencari kerja di perusahaan Jepang yang ada di Indonesia. Pihaknya berkomitmen dalam visi diaspora untuk menyelenggarakan pendidikan vokasi berstandar internasional yang melahirkan generasi unggul dan mandiri melalui skill and job center.
Salah seorang peserta bernama Habiburahman dari Padanh mengaku senang karena mimpinya bekerja di luar negeri akhirnya terwujud. Dalam program ini, ia mampu mendapatkan gaji mencapai Rp24 juta per bulan.
"Setelah menempuh pelatihan di TC Vokasi UMM selama satu tahun, saya akhirnya resmi bekerja di perusahaan konstruksi di Distrik Saitama," tandasnya.