Bentrok TNI-Polri, Rasa Solidaritas yang Salah Kaprah

Author : Humas | Selasa, 24 April 2012 09:50 WIB | Okezone - Okezone

 

SURABAYA - Pengamat militer dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Muhajir Efendi, menilai bentrok antara personel Brimob dengan Kostrad seperti terjadi di Gorontalo, sebenarnya bisa dicegah. Asal, petinggi kedua institusi tersebut memberi pembinaan secara intensif kepada anggotanya yang masih muda.

"Dua institusi keamanan ini masih memiliki jiwa muda atau rasa solidaritas cukup tinggi. Nah, yang muda-muda biasanya salah dalam penerapan makna jiwa muda itu," kata pria yang juga menjabat sebagai Rektor UMM itu kepada Okezone, Selasa (24/4/2012).

Menurut pria yang pernah mengenyam kursus pendek di Universitas Pertahanan Nasional Pentagon, Amerika Serikat, pembinaan dapat dilakukan dengan cara melakukan kegiatan sosial bersama yang melibatkan anggota TNI-Polri. Sehingga, tumbuh rasa persaudaraan dan saling keterbukaan antara dua institusi.

"Agar tidak ada bentrok lagi, harus ada kegiatan sosial yang bersifat gabungan di masing-masing wilayah. Terutama anggota-anggota yang berusia muda harus ikut," katanya.

Muhajir menilai bentrokan yang terjadi antara anggota TNI AD Brigade Infantri 221 Limboto, Gorontalo, dengan anggota Brimob Polda Gorontalo pada Minggu, 22 April lalu bukan persoalan kesenjangan.

"Tidak ada kaitannya dengan kesenjangan. Lebih pada rasa solidaritas yang salah penerapannya. Pada prinsipnya, hanya karena gengsi oleh masing-masing anggota muda saja," urainya.

Sumber: http://news.okezone.com/read/2012/04/24/340/617208/bentrok-tni-polri-rasa-solidaritas-yang-salah-kaprah
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler