Gandeng MNC, Journalistic Club UMM Gelar Workshop

Author : Humas | Minggu, 05 Desember 2010 19:34 WIB | Okezone - Okezone

MALANG, Okezone- Praktik jurnalistik selama ini masih diidentikkan dengan media cetak. Sementara itu, media elektronik berkembang sangat pesat. Bahkan revolusi dunia online dalam penyebaran pesan tak kalah ganasnya.

Menjawab permasalahan tersebut, komunitas jurnalistik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang menamakan dirinya sebagai Journalistic Club (JC) mengadakan  workshop dan training kewartawanan di Aula masjid AR Fachruddin UMM, Malang, Minggu (5/12/2010).

Acara yang bertema "I wanna be a Journalist" itu mendatangkan koordinator Media Nusantara Citra/MNC daerah Jawa Timur Solikin Bahari, dan wartawan Radar Malang Neni Fitrin, serta diikuti mahasiswa se-UMM.

Solikin    mengurai dan memberikan materi tentang reportase, pengambilan gambar, penulisan naskah TV hingga on cam di  layar kaca. Sementara itu, Neni banyak mengupas peliputan dan penyiaran berita bagi media cetak.

"Dunia televisi dan online saat ini sedang menjadi idola. Mahasiswa jurnalistik mau tidak mau harus membidik dunia itu. Kuncinya harus banyak belajar dan berlatih terus menerus. Tidak ada wartawan yang dilahirkan secara instan," kata Solikin memberikan motivasi.

Dalam kesempatan itu, Solikin yang juga pengajar di jurusan Ilmu Komunikasi UMM itu memberikan contoh, kiat, dan pengalamannya selama menjadi wartawan. Bagaimana membuat reportase yang layak tayang dan bagaimana pula agar bisa on cam di layar televisi.

Sementara itu, Neni Fitrin yang menyampaikan materi jurnalistik cetak menegaskan bahwa untuk menjadi wartawan dibutuhkan kemauan untuk mengeksplorasi potensi diri.

"Kuliah itu tidak cukup untuk dijadikan bekal mencari kerja. Karena kuliah itu merupakan sarana pembentukan pola pikir. Oleh karena itu, kita harus mencari ilmu di jalan-jalan yang lain seperti workshop dan ikut serta dalam organisasi," paparnya.

Dari keseluruhan materi jurnalistik yang disampaikan, kedua pemateri sepakat mengatakan wartawan televisi maupun cetak harus memiliki etika ketika sedang liputan. Dan sebagai wartawan harus dapat menyampaikan berita secara cover both sides (meliput dua sisi yanag berbeda secara seimbang) dan tidak memihak.

Dalam seminar tersebut,  para peserta workshop juga diberikan waktu untuk praktik di lapangan selama 1,5 jam. Menurut Ketua JC Ditalia I Mufrida, dengan adanya sinkretisasi materi dan praktik ini membuat peserta seminar dapat lebih memahami materi seminar.

"Adanya praktik lapangan langsung di sela-sela acara, membuat peserta lebih dapat mengerti materi workshop. Selain itu, dapat mengantisipasi kebosanan dalam diri peserta selama mengikuti acara ini," tambah mahasiswa semester V itu.

Dimintai komentarnya tentang acara worshop ini, Nurudin yang kebetulan pembina JC mengharapkan kegiatan seperti ini dapat berlangsung secara kontinu. Karena dengan adanya seminar seperti ini, mahasiswa dapat menambah ilmu khususnya dalam bidang jurnalistik.

"Saya berharap JC dapat konsisten dalam mengadakan acara-acara seperti ini. Dan saya harap JC tetap mengeluarkan karya-karya jurnalistik seperti buku yang mereka pernah tulis dan publikasikan. Karena ini sesuai dengan motto mereka. Publikasikan atau menyingkirlah," katanya sebagaimana disampaikan kepada okezone.

Dalam acara itu juga diputar hasil reportase praktik jurnalistik televisi dari para peserta. Reportase yang diputar kemudian dinilai dan diberikan hadiah. Itu bukti bahwa jurnalistik bukan semata-mata berurusan dengan mecia cetak.

Seminar jurnalistik "I wanna be a journalist" ini merupakan salah satu program kerja dari JC, di samping pembuatan mini paper yang terbit sebulan sekali. Ke depan, JC akan membuat buku kumpulan novel sebagai kelanjutan dari program penerbitan buku sebelumnya yakni Menelanjangi Infotainment dan Media-Media Pembunuh Masyarakat.(mbs)

Sumber: http://news.okezone.com/read/2010/12/05/373/400366/gandeng-mnc-journalistic-club-umm-gelar-workshop
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler