MALANG - Sebanyak 540 mahasiswa asing dari 78 negara yang mengikuti program Darmasiswa di sejumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta di Tanah Air diboyong ke Gunung Bromo, Jawa Timur untuk meng-explore (eksploitasi) keindahan gunung tersebut.
Ratusan mahasiswa asing tersebut bakal diberangkatkan untuk menikmati indahnya Gunung Bromo tersebut dari kampus III Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai tuan rumah pada Rabu (10/5/2017) dini hari atau pukul 00.00 WIB.
Explore Gunung Bromo tersebut sebagai rangkaian acara "Ghatering Darmasiswa Internasional" yang diselenggarakan di Kampus UMM mulai Senin hingga Kamis 11 Mei 2017.
Ketua Panitia International Gathering Darmasiswa, Soeparto di Malang, Jawa Timur mengemukakan, untuk menutup rangkaian acara sebelum ratusan mahasiswa asing itu kembali ke kampus masing-masing, mereka diajak ke destinasi wisata Gunung Bromo.
"Di sana, mahasiswa asing itu akan menikmati sunrise di Pananjakan, explore Gunung Bromo, dan menyaksikan pertunjukan seni budaya Pasuruan di pendopo kabupaten itu," urainya.
Selama kegiatan, para warga asing itu mendapatkan penguatan informasi tentang bahasa, budaya, dan pariwisata Indonesia. Tak hanya pembekalan, mereka juga menampilkan berbagai pertunjukan, seperti nyanyian daerah, lagu-lagu nasional, hingga menari.
"Pengalaman menampilkan budaya Indonesia ini akan berguna kelak di negara masing-masing ketika mereka diundang untuk tampil pada kegiatan kedutaan besar Indonesia," kata Soeparto.
Salah seorang mahasiswa asal Prancis, Solenn Hus mengaku terkesan dengan keanekaragaman budaya Indonesia yang tak ditemuinya di negara lain. Indonesia adalah negara yang tak pernah terpikir di benaknya untuk dikunjungi. Namun, sejak kunjungan pertamanya bersama keluarga ke Indonesia pada 2009, Solenn berubah pikiran.
Di matanya, Indonesia adalah negara yang istimewa. Inilah yang mendasari Solenn memilih program studi Bahasa Indonesia di kampusnya di Prancis.
"Indonesia amat luar biasa. Suku, bahasa, penduduk yang ramah, dan kekayaan budayanya tak pernah saya temui di negara lain. Saya jatuh cinta dengan tradisi kebudayaan Sulawesi, Bali, dan Lombok. Saya bisa belajar banyak dari negara dengan penduduk muslim terbanyak. Berbeda-beda, tetapi tetap satu. Bhinneka Tunggal Ika," paparnya.
(sus)