Dosen UMM Jelaskan Konsep Pria Mapan Dan Perempuan Independen

Author : Humas | Jum'at, 06 Desember 2024 09:15 WIB | Pijar News - Pijar News

 

MALANG, PIJARNEWS.ID – Dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Luluk Dwi Kumalasari, M.Si., memberikan tanggapan atas ramainya perbincangan tentang perempuan independen dan pria mapan yang dipicu oleh ungkapan salah satu artis papan atas.

Menurutnya, pernyataan tersebut mencerminkan realitas sosial yang kompleks, namun perlu dipahami secara lebih mendalam.

“Perempuan independen itu adalah perempuan yang berdaya, mandiri, dan memiliki prinsip hidup yang kokoh. Namun, konsep ini sering kali disalah artikan sebagai kebebasan ekonomi semata. Padahal, independensi juga mencakup kemampuan berpikir rasional dan bijak dalam menghadapi berbagai tantangan hidup,” terangnya.

Ia menegaskan bahwa peningkatan jumlah perempuan independen di Indonesia tidak hanya terbatas pada mereka yang belum menikah, tetapi juga pada perempuan yang telah berkeluarga.

Selain itu, ia juga menyoroti perbedaan konsep antara independensi perempuan dan kemapanan pria. Menurutnya, mapan sering kali dimaknai secara sempit sebagai kecukupan finansial.

“Mapan itu sejatinya lebih luas. Seseorang bisa dianggap mapan ketika ia mantap secara pribadi, bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, dan mampu memberikan kontribusi kepada orang lain, seperti keluarga,” ujarnya.

Banyak pria mengalami penurunan kelas sosial akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) dan kebangkrutan usaha. Terkhusus sejak pandemi Covid-19 yang turut mempengaruhi dinamikasi sosial-ekonomi.

“Fenomena ini bisa saja menjadi dasar persepsi bahwa jumlah pria mapan menurun, tetapi kita harus melihatnya dari perspektif yang lebih luas. Kemapanan tidak hanya tentang finansial, tetapi juga tentang kemampuan untuk bertahan dan bangkit,” tambahnya.

Terlebih di dalam era digital, media sosial memiliki peran besar dalam membentuk opini publik. Namun, ia turut mengingatkan pentingnya sikap kritis terhadap informasi yang beredar. Generasi saat ini cenderung berpikir instan, sering kali membagikan informasi tanpa melakukan verifikasi.

Menurutnya ini sangat berisiko, terutama ketika isu-isu seperti independensi perempuan dan kemapanan pria diperdebatkan. Ia juga menekankan pentingnya filterisasi dan kritisisasi dalam menyikapi berita di media sosial agar tidak terjebak dalam arus informasi yang menyimpangkan.

Lebih lanjut, ia meluruskan bahwa anggapan peningkatan perempuan independen mengurangi peluang bagi pria merupakan hal yang keliru. Ia mengimbau pria untuk bersikap bijak dan tidak emosional dalam menghadapi isu ini.

“Pernyataan seperti ini sering kali lahir dari perspektif yang sempit atau kasus tertentu, sehingga tidak mewakili mayoritas. Kita harus menghindari generalisasi yang dapat menimbulkan kebencian antar-gender,” tegasnya.

Ia juga menyampaikan pesan kepada generasi muda agar menjadi individu yang bijak, terutama dalam menggunakan media sosial. Ia mendorong anak muda untuk menghargai konsep independensi dan kemapanan secara positif.

“Independen bukan berarti bebas tanpa batas, melainkan memiliki prinsip yang kuat sambil tetap menghormati orang lain. Begitu pula dengan mapan, ini adalah kualitas yang perlu diraih dengan tanggung jawab dan ketekunan,” tutupnya.

Sumber: https://pijarnews.id/dosen-umm-jelaskan-konsep-pria-mapan-dan-perempuan-independen/
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler