Tokoh Jabar Menuju Pucuk Pimpinan Muhammadiyah

Author : Humas | Selasa, 04 Agustus 2015 22:46 WIB | Pikiran Rakyat - Pikiran Rakyat

MAKASSAR, (PRLM).- Pemilihan paket 13 calon tetap pimpinan Muhammadiyah 92015-2020), Rabu (5/8/2015), sebanyak 2.568 pemegang hak pilih (unsur pimpinan pusat, organisasi otonomi (ortom), utusan wilayah dan daerah Muhammadiyah), mulai mengerucutkan pilihan. Pimpinan Wilayah (PW) dan Cabang (PC) Muhammadiyah Jawa Barat (Jabar) telah memiliki calon-calon idamannya.

Ketua Panitia Pemilihan Dahlan Rais menyatakan pemilihan menentukan 13 pimpinan tetap PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Makassar, hari ini mulai pukul 08.00 WITA. Distribusu hak suara pada unsur pimpinan pusat sebanyak 19 biji, 7 ortom (@ 2 suara= 14 suara), selebihnya hak suara melekat pada utusan tanwir/wilayah dan daerah Muhmmadiyah.

Setiap pemilih harus melingkari/mencontreng 13 dari 39 nama kandidat di 20 bilik suara yang disedikan dan memasukannya ke 10 kotak suara. Nama-nama calon disusun sesuai urutan alfabetis. Panggilan pemilih sesuai urutan nomor dari hasil undian. Dalam membantu pengetahuan pemilih, panitia menyebarkan profil nama-nama 39 kandidat

Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jabar Drs Dadang Syaripuddin, MA menyatakan akan mendorong tokoh Jabar untuk menjabat ketua umum dan ketua dalam kepengurusan organisasi berlambang matahari. Tokoh dimaksud dari “kubu Jakarta” maupun “kubu Yogyakarta”. Istilah dua kubu tersebut selalu muncul dalam setiap muktamar, termasuk dalam di Makassar.

“Dari 39 calon yang direkomendasikan tanwir Muhamamdiyah, kita memiliki tokoh asal Jabar seperti Dr Haedar Nasir (domisili Yogyakarta) dan Dr Dadang Kahmad (Jakarta). Kita dorong mereka menjabat pucuk pimpinan Muhammadiyah, terutama Haedar Nashir,” kata Dadang Syaripuddin menjawab pertanyaan “PR” di arena Muktamar Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang, Selasa (4/8/2015).

Dalam kultur Muhammadiyah sosok personal bukan pertimbangan utama menentukan 13 nama pimpinan. Pertimbangannya, personil pilihan diperkirakan bisa berinteraksi dan saling melengkapi dalam sistem kepemimpinan kolektif kolegial. “Soal Haedar Nashir, dia memiliki kapasitas dan pengalaman sebagai ketua PP Muhammadiyah, mendampingi Din Syamsuddin (Ketua Umum 2010-2015), serta sukses menjalankan tugas,” kata dia.

Dari 13 nama yang dipilih, PW Muhammadiyah Jabar merencanakan memilih empat personil dari Jakarta (di antaranya Abdul Mu’ti, Dadang Kahmad, Hajriyanto Y Thohari) dan Yogyakarta (di antaranya Haedar Nashir, Yunahas Ilyas, Dahlan Rais). Komposisi personil pilihan dianggap mampu mentransformasi regenrasi dan komunikasi unsur pimpinan pusat di Jakarta dan Yogyakarta dengan Muhammadiyah Jabar. “Komposisi ideal dalam pembagian tugas pimpinan, empat pimpinan dari Jakarta dan tujuh pimpinan dari Yogyakarta, serta dua dari Jawa Timur atau daerah lain yang memiliki kapasitas tokoh,” kata Dadang Syaripuddin.

Dalam berbincangan dengan beberapa utusan Muhammadiyah, mereka mengakui 39 nominator pimpinan periode lima tahun ke depan belum terlihat sosok pimpinan yang multitalenta sebagaimana Din Syamsuddin dari segi pengelolaan kepemimpinan, gagasan/ide-ide, mobilitas, keluasan jaringan nasional dan internasional. Terdapat nama yang menonjol, kapasitas mereka belum lengkap. PW Muhammadiyah Jabar mengambil syarat minimum, yaitu calon pucuk pimpinan harus pengalaman mengendalikan organisasi, pengetahuan luas, dan mampu bekerjasama. “Ini kondisional ketika kita belum mendapatkan pimpinan yang memiliki kemampuan multitalenta.”

Dari pantauan di lapangan, tim sukses dari para calon yang berambisi masuk 13 nama melakukan penggalangan secara terbuka maupun tertutup. Cara lainnya menyebarkan komposisi 13 nama calon, seperti 1. Anwar Abbas, Abdul Mu'ti, A. Dahlan Rais, Drs. H, M.Hum, Yunahar Ilyas,
M. Busyro Muqoddas, Dadang Kahmad, Muhadjir Effendy. Kemudian Agung Danarto, Suyatno, Haedar Nashir, Sukriyanto AR, Syafiq A. Mughni, M. Yunan Yusuf, Zamroni, Imam Addarutqutni, Hajriyanto Y. Thohari, Marpuji Ali.

Anwar Abbas Jakarta mengklaim telah disapa “pak ketua umum.” Bendahara PP Muhammadiyah di Jakarta periode 2010-2015 itu mengaku dapat juga dukungan dari para relasi. “Mereka sudah menghubungi saya dan bilang, kalau anda (Anwar Abbas) masuk pmpinan, kita akan mengembangkan lembaga bisnis.”

Calon lainnya, Prof Dr Yunahar Ilyas menyatakan tidak kampanye dan menganggap pilihan pimpinan hanya hiburan. ”Pemilihan di tanwir hanya babak penyisihan, dan tidak ada jaminan terpilih lagi dalam paket 13.” Kata dia, “Ada yang kampanye sembunyi-sembunyi, yang terang-terangan gak ada, hanya pakai seluler (handphone). Lobi dilakukan antarpendukung/pengusung bukan dari calon ke pemilih.

Pakar politik Universitas Muhammadiah Dr Hilman Latif menyatakan nuansa persaingan makin terbuka pada H-1 pemilihan 13 nama. Pemegang hak pilih juga sudah sedikit terbuka dengan pilihannya. “Saya lihat positifnya, mereka tidak semata melihat asal daerah calon pilihannya, aspek kepemimpinan dan kapasitas menjadi pertimbangan. Ini nilai positifnya. Soal figur bukan satu-satunya pertimbangan. Aspek platform calon dan kemmpuan mengelola organisasi dan program harus diperhatikan,” kata +89+79dia kepada “PR”.

Ketu Panitia Pemilihan ke-47 Muktamar Muhammadiyah Makassar Dahlan Rais menyatakan penggalangan dukungan selalu terjadi menjelang pemilihan dalam muktamar. Para pendukung mengegolkan calon pilihannya. “Calon pimpinan sendiri ada persaingan, tetapi mereka memegang etika sesama angkot tidak saling mendahului. Saya memerkirakan ada bermacam paket nama pilihan. Saya sendiri tidak mencari dukungan. Ketika tanwir, saya menjauh dari peserta tanwir.” (Hendro Susilo Husodo/Mukhijab/A-108)***

 


Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2015/08/04/337066/tokoh-jabar-menuju-pucuk-pimpinan-muhammadiyah
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler