Memburu Noordin M Top, Polri Jangan Ego

Author : Humas | Senin, 27 Juli 2009 08:25 WIB | Pos Kota - Pos Kota

SURABAYA (Pos Kota)- Pasca tertangkapnya Hendrawan, jaringan Noordin M Top yang diduga merencanakan pengeboman Bandara Changi Singapura di Solo,serta adanya kabar tiga warga Dusun Jetis, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang ditangkap tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri terkait kegiatan teroris membuat kawasan Malang Jawa Timur mencekam.

 

Beredar kabar anggota Densus 88 Antiteror Mabes Polri mengobok-obok daerah Malang Timur untuk memburu teroris nomer wahid, Noordin M Top dan para kaki tangannya.

 

Jaringan tersebut diduga kuat berada di salah satu kelurahan di Kedungkandang. Menurut keterangan dari beberapa sumber di kepolisian menyatakan, Malang kini menjadi salah satu daerah pergerakan teroris. ”Karena itu semua harus waspada, otak pengeboman di Indonesia kini sedang berkeliaran di Malang,” kata sumber itu.

 

Ditanya lagi, apakah otak pengeboman yang dimaksud adalah Noordin M Top, sumber itu membenarkan. Menurut dia, Noordin beberapa kali berada di Malang. Bahkan, warga Malaysia itu bulan lalu telah masuk melewati Lanud Abd Saleh dan menginjakkan kaki di sebuah tempat sekitar 12 km arah barat daya dari Lanud.

 

Noordin juga dikatakan sempat melakukan pertemuan dengan para kaki tangannya di daerah Wonokoyo, tempat Hendrawan, pria yang diduga pernah menjadi pelayan Dr Azahari saat tinggal di Perumahan Flamboyan, Kota Batu.

 

Hendrawan, sebelum pindah di Dusun Santrean Desa Sambirejo Kota Batu dan tertangkap di Solo, pernah tinggal di Perumahan Pesona Puncak Buring Kelurahan Wonokoyo Kota Malang. Namun perburuan kali ini bukan lagi di Wonokoyo, namun masih di sekitar kawasan perbukitan ini.

Di Kawasan Malang Timur, memang ada sejumlah kelurahan yang wilayahnya berbukit. Sebut saja Bumiayu, Wonokoyo, Buring, dan Madyopuro. Di kawasan ini ada beberapa perumahan yang terkesan sepi, mirip perumahan Flamboyan, tempat Azahari pernah tinggal dan tewas dalam penggerebekan 9 November 2005 lalu.

 

Jika para kaki tangan Noordin mengincar daerah ini sebagai lokasi transit, memang bukan hal aneh. Selain jarak satu rumah dengan rumah lain berjauhan, kawasan yang sebagian berupa hutan, gelap, dan rawan ini memungkinkan lepas dari pemantauan.

 

Menanggapi keberadaan anggota Densus 88 di Kota Malang untuk mencari gembong teroris Noordin M Top, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Pudji Astuti mengaku belum mengetahui kabar itu. “Operasi Densus memang sangat silent dan tidak terdeteksi,” ujar Pudji menjawab wartawan, Senin(27/7).

 

Namun ketika dihubungi lagi, Pudji mengatakan tidak ada pergerakan tim Densus 88 di Malang. Ia beralasan sudah menghubungi Kadensus terkait hal itu.

 

Namun Analis militer Dr Muhadjir Effendy MAP menyebut, sangat mungkin Noordin dan kaki tangannya ada di Malang. Semua wilayah di Tanah Air juga memiliki potensi yang sama. ”Ini adalah perang asimetris, di mana cara yang digunakan inkonvensional. Para teroris tak menggunakan standar pertempuran resmi seperti laiknya militer,” ujar Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

 

Dikatakan, salah satu cara yang dapat dilakukan agar semua wilayah termasuk Malang Raya steril dari gerakan teroris adalah Polri harus menghilangkan egoisme kesatuannya.

 

”Jauh sebelum Densus 88, TNI sudah punya pasukan antiteror. Namun saya melihat, tampaknya Densus 88 berjalan sendiri, padahal anggota mereka juga terbatas. Alangkah baiknya antara TNI dan Polri bisa menanganinya bersama-sama,” tandas Muhadjir.

 

Terkait sempat masuknya Noordin M Top di Lanud Abd Saleh, Kepala Penerangan Perpustakaan Bandara Abdul Rahman Saleh, Mayor Sus Wahyudi menepisnya. “Saat ini kami sudah lebih memperketat pengamanan bagi semua yang hendak masuk bandara. Sehingga tak ada satu pun yang bisa lolos dari pengawasan kami,” tegas Wahyudi.

(nurqomar/sir)

Sumber: http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2009/07/27/memburu-noordin-m-top-polri-jangan-ego
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler