Keren, Mahasiswa UMM Ciptakan Alat Deteksi Kebakaran

Author : Humas | Rabu, 14 Februari 2024 12:31 WIB | pwmu.co - pwmu.co

Pada ajang Product Development Exhibition 2023 (18/1/2024), timnya mendapat apresiasi juara II kategori Best Product/Application.

PWMU.CO – Keren, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan alat yang dapat mendeteksi kebakaran hutan. Ialah Ahmad Wildan Al Mauludi dan timnya dari Program Studi (Prodi) Teknik Industri UMM yang menciptakan alat tersebut.

Wildan mengatakan, ide awal untuk membuat Flame Shield Forest (FSF) ini berawal dari peristiwa kebakaran lahan di Kawasan Bromo 2023 lalu yang mengakibatkan banyak kerugian bagi negara maupun warga sekitar. Selain itu, telatnya penanganan serta informasi adanya kebakaran juga menyebabkan meluasnya lahan yang terbakar.

“Kebakaran lahan yang berlangsung sepuluh hari tersebut melahap kurang lebih 504 hektare padang rumput. Menurut perhitungan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), kerugian ditaksir mencapai Rp 5,4 miliar,” ungkapnya.

“Untuk itu, kami menciptakan alat ini agar hal tersebut tidak terjadi lagi. Alat ini juga bisa membantu pemadam kebakaran atau yang bertanggung jawab bisa segera mengetahui kondisi dan titik lokasi kebakaran terjadi,” tambahnya.

Alat ini telah timnya pamerkan di Industrial Engineering Expo (IEE) pada Januari 2024 dan mendapat banyak pujian. Pasalnya, FSF dilengkapi dengan Arduino ESP 32 sebagai sensor pendeteksi api, sensor gas, modul GPS, modul WiFi, dan penguat sinyal.

“Jika terjadi kebakaran, sensor api dan gas akan mendeteksi adanya kebakaran dan mengirimkan pesan peringatan pada gawai melalui fitur bot telegram,” terang Wildan.

Nantinya, pesan yang terkirim melalui gawai akan memuat lokasi akurat dari peristiwa kebakaran. Sementara, untuk sistem kelistrikan, lanjut Wildan, FSF masih mengandalkan listrik dari luar sehingga belum memiliki daya sendiri. Hal ini dikarenakan alat ini membutuhkan daya yang terbilang kecil, sehingga cukup dipasang pada powerbank untuk menjalankannya.

“Pada awalnya kami mau menggunakan panel surya, namun karena kurangnya budget dalam pembuatan sehingga kami memilih colokan USB yang cukup terjangkau,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Wildan mengungkap FSF tak hanya mendeteksi kebakaran hutan saja, namun juga dapat difungsikan sebagai pendeteksi kebakaran di ruko atau pemukiman padat penduduk. FSF akan mendeteksi kebocoran gas atau percikan api dari konsleting listrik sehingga penanganan kebakaran dapat segera dilakukan dan tidak membahayakan penduduk sekitar.

Ke depannya, Wildan dan tim akan mengganti fitur WiFi menjadi kartu GSM. Hal ini agar FSF dapat digunakan di hutan dan memiliki jangkauan sinyal yang lebih luas. Selain itu, ke depannya ia juga akan mengganti beberapa komponen sensor api dan gas agar jangkauan deteksi dapat lebih jauh.

“Untuk itu, inovasi FSF tak akan berhenti sampai di sini saja. Semoga kami dapat menambahkan fitur baru agar FSF dapat digunakan pada hutan yang rentan kebakaran,” harap Wildan. (*)

Sumber: https://pwmu.co/340293/02/14/340293/
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler