PWMU.CO – Program Djazman English Scholarship sukses menyelesaikan misinya selama tiga bulan, Senin (21/8/2023). Sebanyak 26 peserta sukses mengikutinya, terdiri dari 14 peserta IELTS dan 12 peserta TOEFL.
Program yang berjalan selama 180 pertemuan ini fokus mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa. Inilah program hasil kerja sama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Pusat Bahasa (LC) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), DPP IMM, dan Rumah Baca Cerdas (RBC) Institute A. Malik Fadjar.
Wakil Rektor III UMM Dr Nur Subeki ST MT menegaskan, “UMM berkomitmen penuh dalam memfasilitasi pegiat riset dengan mendirikan laboratorium khusus untuk mengembangkan minat dalam bidang kebahasaan serta riset.”
Dia juga mengungkap tujuan lainnya, mempersiapkan cendekiawan hebat untuk generasi emas ke depan. Salah satu bukti nyata output Program Djazman English Scholarship ini, lanjutnya, beberapa peserta ada yang mengikuti program di luar negeri.
“Prestasi dan semangat dari Program Djazman English Scholarship tidak hanya meningkatkan kemampuan bahasa, tetapi juga menjadi inspirasi bagi semua generasi untuk berbicara bukan hanya dengan kata-kata, tapi juga tindakan nyata. UMM pasti memberikan wadah khusus untuk memfasilitasi para calon cendekiawan itu,” ungkapnya.
Mulanya, program ini diikuti 28 peserta, yakni 15 peserta IELTS dan 13 peserta TOEFL. Pada prosesnya, program ini menghadapi tantangan berupa diskualifikasi satu peserta IELTS dan penarikan diri satu peserta TOEFL karena sakit. Alhasil, 26 peserta mengikuti hingga akhir program. Hal ini menunjukkan dedikasi dan komitmen kader IMM luar biasa.
Sementara Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM Abdul Musawir Yahya MH menyoroti pentingnya program pelatihan bahasa ini untuk meningkatkan kemahiran berbahasa Inggris. Dia menambahkan, “Kader IMM sudah saatnya mengambil peran dalam menjadi juru bicara internasional dengan kemampuan bahasa asing yang berkualitas,” ungkapnya.
Melalui program ini, dia berharap kader IMM bisa memberikan ide dan kreativitas dari berbagai sudut pandang. “Lebih dari itu, program ini tidak hanya ditujukan bagi anggota IMM yang sudah ada dalam struktur organisasi, tetapi juga terbuka untuk individu luar yang memiliki potensi istimewa,” imbuh Abdul.
Abdul berpesan, gerakan mahasiswa kini perlu melakukan transformasi dengan mengedepankan riset sebagai landasan dalam mengambil langkah. “Sudah tidak sepatutnya hanya mengandalkan asumsi spekulatif saja,” tegasnya.
Menurutnya, Riset yang ditanamkan dan dijalankan melalui program Djazman English Scholarship ini sangat unik dan tidak akan ditemukan dalam program-program lainnya. “Dengan kehadiran program ini, kami ingin membangkitkan semangat positif di seluruh IMM di Indonesia, baik dari bidang bahasa hingga riset untuk mengambil langkah yang bijak dalam berbagai sektor,” tutupnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN