ANJANGSANA: Bupati Jember Hendy Siswanto saat berkunjung ke UMM untuk melihat produk yang dikembangkan sebagai proses kelanjutan kerja sama, dan ditemui langsung oleh Rektor UMM Fauzan, kemarin (9/1) di UMM.
MALANG, Radar Jember – Sejumlah lokasi di Jember yang masih belum teraliri listrik membuat Pemkab Jember akan segera mengembangkan energi terbarukan. Demi bisa mengalirkan listrik hingga pelosok desa. Sehingga, tagline Wes Wayahe Jember Mandiri Energi bisa terwujudkan.
BACA JUGA : 2023 Menyongsong Cita Reformasi Hukum dan Reformasi Moral
Bupati Hendy mengungkapkan bahwa perlu ada teknologi baru yang bisa menghasilkan energi listrik di Jember. Sebab, masih ada titik yang belum teraliri listrik hingga saat ini. “Ada empat titik yang belum teraliri listrik di Jember,” sebutnya.
Kendala utamanya, lanjutnya, lokasi yang jauh dari sumber listrik milik PLN. Untuk menyambungkan aliran listrik, kata dia, maka harus ada regulasi yang dipenuhi, karena lokasinya berada di seberang hutan milik Perhutani. “Jika teknologi energi terbarukan bisa diterapkan, maka tidak perlu mengandalkan listrik dari negara. Artinya, memiliki kemandirian energi,” ungkap Bupati Hendy.
Dia menjelaskan bahwa upaya penerapan teknologi untuk energi baru terbarukan atau ET yang akan direalisasikan di Jember adalah hasil kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Ada dua ET yang menjadi fokus pengembangan, yaitu pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Menurutnya, PLTMH merupakan ET yang memanfaatkan tenaga air untuk menghasilkan listrik. Sementara, PLTS mengandalkan energi surya atau sinar matahari sebagai penghasil listrik. “Dampaknya ET akan sangat besar untuk masyarakat Jember yang belum teraliri arus listrik,” papar Bupati Hendy seusai berkunjung ke UMM, kemarin (9/1), di Gedung Senat UMM.
Dengan adanya pengembangan ET tersebut, dia berharap seluruh wilayah di Jember bisa merasakan aliran listrik untuk kehidupan sehari-hari. “Semangat kami di 2023 Wes Wayahe Jember Mandiri Energi,” katanya. Pihaknya juga akan mengembangkan ET di pesantren hingga sekolah-sekolah.
Edukasi ET juga akan diberikan ke pelajar mengenai pemanfaatan air dan matahari sebagai energi listrik. Hal itu agar para pelajar memahami arti penting energi alternatif tersebut. Bupati Hendy juga berharap pesantren dan sekolah bisa membuat dan memakai sendiri energi listriknya. “Akan beri edukasi soal itu (ET, Red) ke sekolah-sekolah dari SD hingga SMA,” tuturnya. (sil/c2/dwi)
