Membuat catatan khusus saat menjalankan tugas boleh jadi banyak dilakukan orang.
Namun yang dilakukan Pradana Boy ZTF PhD dengan tulisannya saat menjalani tugas ke luar negeri hingga menjadi buku bisa dibilang spesial.
Materi buku tersebut dituntaskan dalam waktu dua bulan saat berada di Amerika.
Dosen Prodi Hukum Keluarga Islam Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini menerbitkan buku berjudul Dari Amerika Kurindukan Ka’bah.
”Buku ini saya tulis ketika mengikuti kursus singkat di University of Massachusetts pada Juni–Agustus 2017,” katanya.
Judulnya memang agak unik. Hal itu dilatarbelakangi kejadian saat dirinya salat di Negeri Paman Sam. ”Saat itu saya salat menghadap ke barat, padahal dari Amerika Serikat seharusnya kiblat berada di sebelah timur.
Dari kejadian itu, saya abadikan sebagai judul buku bersampul hitam ini,” tambah asisten staf khusus kepresidenan bidang keagamaan internasional ini.
Dia menjelaskan, bukunya terdiri atas 18 tulisan dari kunjungannya ke-7 negara bagian dan 17 kota di Amerika Serikat selama 6 minggu.
Buku yang ditulis pria yang menempuh studi doktoralnya di Australian National University ini memuat kisah-kisah menarik nan unik.
Dikemas dengan gaya berkisah, pembaca dibawa hanyut dalam samudra petualangan yang tak surut. ”Sesekali saya tambahkan tulisan pergolakan batin saya,” kata dia.
Di sisi lain, dalam bukunya dia menceritakan mengenai sudut-sudut New York, Boston, Washington DC, Hartford, dan kota-kota lain di Amerika Serikat yang jarang diketahui umum.
”Buku tersebut kadang tampil sebagai catatan perjalanan, sesekali muncul sebagai goresan sejarah, dan kala lain tampil dalam rekfleksi filosofis dan ilmiah,” kata Pradana.
Perjalanan ke Amerika sendiri sangat berarti baginya. Khususnya, sebagai pendidik, muslim, dan sosok yang haus akan ilmu. ”Perjalanan ini sangat mahal, dalam arti hakiki maupun majazi.
Maka, saya harus mengabadikannya. Di samping itu, pemahaman masyarakat muslim di Indonesia terhadap AS barangkali banyak didominasi oleh prasangka dan stereotipe,” tambahnya. Meski banyak hal yang tak terbukti, dia tetap mengambil sudut pandang Amerika Serikat yang tak banyak ditemukan di media.