KABUPATEN – Program Studi Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan peluang bagi para lulusannya untuk bekerja di Jepang. Kesempatan itu diberikan UMM untuk mahasiswa di bidang konstruksi. Sebelumnya UMM juga telah sukses mengirimkan mahasiswanya jurusan keperawatan untuk bekerja di negara Matahari Terbit itu.
Melalui Seminar International dan Recruitment Peluang Berkarir di Jepang Bidang Konstruksi, Sabtu (25/2), UMM mendorong ribuan mahasiswanya untuk menjajaki karir di Jepang. Sebab Jepang membutuhkan ribuan lulusan vokasi untuk kerja disana. Sementara UMM sendiri masih mengirimkan mahasiswa dalam jumlah ratusan.
“Mereka sangat butuh. Banyak perusahaan konstruksi disana membutuhkan pekerja dalam jumlah banyak. Dengan kerja sama yang sudah dibangun lama dengan UMM, kesempatan lulusan Vokasi UMM memang diminati,” ujar Direktur Direktorat Pendidikan dan Pelatihan Vokasi UMM, Dr Tulus Winarsunu MSi.
Para mahasiwa nantinya akan dibekali dengan ilmu yang dibutukan. Di antaranya training untuk skill yang dibutuhkan perusahaan konstruksi di Jepang atau mekanisme SSW (Specific Skill Worker). Pelatih atau guru dan mesin-mesin untuk belajar praktek didatangkan dari Jepang. Sementara kendala bahasa, mahasiswa akan dibekali dengan training center pembelajaran Bahasa Jepang.
“Jadi di training center nanti langsung skill-skill apa yang diinginkan langsung misal skill besi tulangan, bekisting, las, kelistrikan. Bahasa Jepang akan secara intens diajarkan. Setelah itu akan ada lembaga lisensi/sertifikasi dari Jepang untuk tes. Setelah lolos bisa langsung diberangkatkan kerja,” tuturnya.
Komitmen UMM mengirimkan tenaga kerja ke Japang bidang konstruksi sangatlah matang. Salah satunya dengan mendatangkan ahli besi tulangan Nakamura Shinya, dua ahli Bekisting Shikano Naoya dan Takaishi Tsuneo, dan ahli pengelas dan tekanan gas Kitaguchi Nobuo. Dari pemateri itu menjelaskan tentang mekanisme kerja konstruksi di Jepang.
“Seperti bagaiamana membangun gedung-gedung perkantoran tinggi dengan skema bekisting. Kemudian dijelaskan juga kultur pekerja konstruksi di Jepang dan sebagainya,” tegasnya.
Pewarta: Rofia Ismania
