Petugas memeriksa fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pertumbuhan industri yang pesat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Namun, fenomena tersebut tidak hanya memiliki sisi positif, tetapi juga potensi bahaya bagi bumi dan manusia.
Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ahmad Mubin, menyampaikan pada dasarnya, kehidupan masyarakat tidak pernah dapat lepas dari pengaruh industri. Pengolahan limbah juga akan berdampak pada kualitas air yang menjadi salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDGs).
Ketergantungan manusia pada dunia industri menyebabkan tingginya jumlah limbah yang diproduksi. Apalagi, banyak industri yang didirikan di dekat permukiman warga padahal, idealnya pabrik dibangun di kawasan khusus industri.
"Hal tersebut akan memberikan manfaat yang besar bagi industri maupun masyarakat, termasuk dalam hal pengelolaan limbahnya," jelasnya.
Menurut dia, kehadiran kawasan industri itu sangat bermanfaat. Hal ini karena kawasan tersebut dapat dibangun sistem penyaluran air limbah yang langsung terintegrasi sehingga dapat langsung diolah.
Adanya sistem penyaluran limbah cair yang terintegrasi dinilai efektif meningkatkan efisiensi waktu pengelolaan limbah. Begitupun juga untuk meminimalisir pencemaran lingkungan termasuk air di sekitar permukiman industri.
Ini sesuai dengan salah satu tujuan SDGs yakni air bersih dan sanitasi layak sehingga masyarakat di sekitarnya akan aman dalam menggunakan air.
Dalam mengolah limbah cair, industri perlu memiliki standardisasi minimal mencapai level empat yakni air yang aman digunakan untuk pengairan pertanian. Dengan demikian, limbah cair yang dibuang tidak akan mencemari lingkungan.
Selain sistem saluran air, dosen teknik industri itu menyampaikan, industri juga perlu memiliki sistem informasi yang baik terkait limbah yang dihasilkan. Hal ini penting karena pelaku industri terkadang malas untuk memikirkan pengolahan limbahnya.
Padahal ada banyak limbah dari satu sektor industri yang sebenarnya dibutuhkan oleh sektor lainnya sebagai bahan baku. Ia mencontohkan kulit udang yang merupakan limbah dari industri makanan dan minuman, namun menjadi berkah bagi industri obat-obatan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk produksi berbagai macam obat.
Pada kesempatan ini, ia juga berpesan, para stakeholder harus turut serta peduli dan memikirkan hal tersebut. Tidak hanya terbatas pada para pemangku kebijakan seperti pemerintahan namun perusahaan juga harus paham dan mengerti tentang ini.
"Mereka adalah pihak yang bisa menentukan baik atau buruknya pengaruh industri terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya," ujar pria asal Gresik ini.