Mengapa Arab Saudi Banyak Beli Pemain Sepak Bola Dunia?

Author : Humas | Rabu, 30 Agustus 2023 09:17 WIB | Republika Jogja - Republika Jogja

Pemain timnas Brasil dan bintang Paris Saint-Germain, Neymar Jr, disambut para pemain muda Al Hilal saat upacara penyambutan yang berlangsung di King Fahd Stadium, Riyadh, Sabtu (19/8/2023).

Pemain timnas Brasil dan bintang Paris Saint-Germain, Neymar Jr, disambut para pemain muda Al Hilal saat upacara penyambutan yang berlangsung di King Fahd Stadium, Riyadh, Sabtu (19/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Klub-klub sepak bola Arab Saudi begitu gila-gilaan selama jendela transfer musim ini. Hal ini dimulai dari kedatangan Cristiano Ronaldo (CR7), Karim Benzema, lalu disusul Neymar dan Sadio Mane.

Dosen Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang (HI UMM), Hafid Adim Pradana, pun memberikan tanggapan fenomena itu melalui kacamata studi hubungan internasional. Menurut dia, langkah Arab Saudi dalam mendatangkan pemain-pemain bintang jelas akan menguntungkan bisnis hiburan Arab Saudi di bidang sepak bola.

Kepindahan pemain-pemain bintang ke Liga Profesional Arab Saudi mengundang perdebatan dari berbagai kalangan. Ada yang mengasumsikan kepindahan mereka disebabkan oleh efek Ronaldo. "Ada pula yang menganggap hal tersebut lantaran money effect," ujarnya.

Terkait jumlah penonton Liga Profesional Arab Saudi, maka asumsi efek Ronaldo sangat masuk akal. Mengingat pengaruh yang dibawa oleh CR7 sangat besar, maka otomatis semua mata akan tertuju padanya.

Akan tetapi, untuk kepindahan pemain-pemain lain ke liga tersebut, efek uang lebih masuk akal. Ia tidak menampik nominal uang yang ditawarkan klub-klub Liga Profesional Arab Saudi sangat besar.

Tawaran tersebut tentu sulit ditolak oleh para pemain yang umumnya  telah berada pada ujung usia produktif pemain sepak bola. Ia mencontohkan rata-rata pemain dari Brasil berasal dari kalangan menengah ke bawah.

Oleh karena itu, orientasi mereka terhadap sepak bola sudah jelas. "Yaitu untuk mengubah nasib keluarga mereka di negara asalnya,” katanya.

Selanjutnya, Adim menjelaskan, pergerakan transfer gila-gilaan ini merupakan salah satu indikasi dari probabilitas Liga Arab Saudi untuk menggeser dominasi Eropa sebagai kiblat sepa bola. Akan tetapi, efeknya tidak bisa dilihat dalam kurun waktu dekat.

Demikian halnya dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pergeseran tersebut dapat diamati dalam kurun waktu puluhan hingga ratusan tahun mendatang. Berkaitan dengan hal itu, dapat diamati pula terdapat hubungan erat antara transfer pemain ini dengan program visi 2030 milik Arab Saudi.

Pergerakan transfer pemain gila-gilaan tersebut dianggap sebagai langkah diplomatis Arab Saudi. "Dengan memanfaatkan potensi sepak bola yang begitu besar di seluruh penjuru duni," ujar dia.

Sumber: lustrasi generasi muda berkualitas. REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Anak muda perlu keterampilan literasi dan kecakapan digital, kreativitas dan inovasi, komunikasi, serta kemampuan memecahkan masalah untuk menghadapi tantangan zaman. Hal itu ditegaskan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Budi Arie Setiadi saat memberikan orasi ilmiah dalam Wisuda Ke-109 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Menurut dia, saat ini Indonesia memiliki jumlah penduduk usia produktif mencapai lebih dari 191 juta orang dan sebagian besar merupakan Generasi Z. Pada saat bersamaan, hingga 2030, Indonesia diperkirakan membutuhkan talenta digital yang banyak. Ia berpendapat anak muda harus menjadi perintis dalam mengembangkan dunia digital melalui inovasi serta gagasan yang diciptakan. Digitalisasi bukan hanya sebatas peralihan dari yang konvensional menuju digital, namun juga mendorong perubahan dari segi budaya, ekonomi, dan sosial budaya. "Dalam hal ini, perlu peran aktif dari Gen Z untuk tidak buta dengan terjun langsung ke era digitalisasi di era modern," katanya. Saat ini, kata dia, Indonesia menghadapi dua hal yakni keuntungan dan tantangan. Keuntungannya berupa kemudahan untuk mengakses informasi tidak terbatas untuk mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki. Kemudian juga tantangan terkait informasi hoaks serta konten negatif yang banyak bertebaran. Terakhir, dia mempercayakan kunci kemajuan tranformasi digital kepada Gen Z untuk menyongsong masa depan yang lebih baik. Dia juga mengutip kata-kata dari Franklin D Roosevelt yakni ‘kita tidak selalu bisa membangun masa depan untuk generasi muda, tapi kita dapat membangun generasi muda untuk masa depan’. Sementara itu, Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur, Nur Mukarromah memberikan sederet pesan pada wisudawan. Ada beberapa indikator yang harus dimiliki oleh anak muda saat ini, di antaranya pengetahuan yang kuat, keterampilan unggul, serta etika yang baik. Anak muda harus berani mengambil langkah untuk membuat gebrakan baru demi menjawab problem yang ada. Anak muda harus menjadi orang yang berani untuk mengambil resiko berdasarkan perhitungan kemampuan serta skill yang matang. Kemudian juga harus berani menciptakan inovasi yang lebih baik dan mengambil keputusan. "Mengapa? Karena kemenangan adalah milik orang-orang yang berani mengambil keputusan,” jelas dia dalam pesan resmi yang diterima Republika.  Di sisi lain, Rektor UMM, Profesor Fauzan mengatakan,kampus putih kini menjadi kampus di Indonesia yang dipilih oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Hal ini memungkinkan Kampus Putih untuk bermitra dengan Persyarikatan Bangsa Bangsa (PBB). Itu juga dibuktikan dengan peran aktif UMM untuk turut serta dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDG’s). Menurut dia, modal ilmu yang telah didapat di UMM harus bisa dilanjutkan untuk kebermanfaatan masyarakat luas. "Perjuangan para wisudawan pastinya mampu menciptakan resonansi kuat yang turut menciptakan kebanggaan bagi kedua orang tua," kaya dia menambahkan.
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Arsip Berita

Berita Terpopuler