REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjadi pelaksana Program Pendidikan Guru (PPG) dengan indeks kelulusan paling banyak. Hal itu ditegaskan Sekretaris Menteri Agama (Menag) Muhammad Sidik Sisdiyanto dalam Pengukuhan dan Pengambilan Sumpah Profesi PPG dalam Jabatan Bagi Guru Madrasah Kementrian Agama, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMM, beberapa waktu lalu.
Menurut Sidik, guru merupakan garda terdepan dalam pendidikan. Bukan hanya melakukan transfer ilmu tetapi juga harus menjadi contoh bagi para anak didik. "Mengingat teknologi saat ini tidak dapat memberikan pendidikan akhlak secara komprehensif layaknya seorang guru," katanya.
Saat menemui masalah atau pertanyaan sulit, anak-anak sekarang cenderung langsung mencarinya di Google. Namun kecanggihan itu belum bisa memberikan pembelajaran akhlak. Di sinilah peran strategis guru yang harus selalu membimbing mereka.
Sidik juga mengingatkan, guru memang harus mampu membawa nilai-nilai profetik dalam mendidik anak-anak. Apalagi Nabi Muhammad merupakan teladan bagi umat Islam.
Ia juga memberikan sederet pesan yang dikutip dari K.H. Ahmad Dahlan. Salah satu kriteria guru yang kompeten adalah mereka yang mampu menguasai proses belajar dan mengajar dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif dan optimal.
Sementara itu, Sekretaris Panitia Nasional PPG Kemenag RI, Mustofa Fahmi menjelaskan, ada sekitar 831 ribu guru aktif di madrasah. Sayangnya, masih ada 49 persen atau 431 ribuan guru yang belum tersertifikasi. Maka, peserta PPG yang sudah menyelesaikan program patut bersyukur bisa masuk dan mengikuti PPG di UMM.
Ia juga menjelaskan, saat ini ada empat fokus utama yang dikembangkan dalam upaya meningkatkan kompetensi guru. Fokus-fokus tersebut antara lain peningkatan kompetensi, peningkatan kualifikasi, dan peningkatan karir. Kemudian juga ada peningkatan di aspek kesejahteraan guru.
Fahmi juga berpesan agar lulusan PPG tetap mengedepankan misi kebaikan serta mengoptimalkan ilmu yang didapat selama menjalani program. “Saya ucapkan selamat dan sukses. Kalau sebelum PPG siswa-siswa beristighfar saat bapak dan ibu masuk kelas, maka sekarang insyaallah mereka akan mengucap alhamdulillah karena bapak ibu merupakan guru-guru terbaik dan profesional,” katanya dalam pesan resmi yang diterima Republika.
Rektor UMM, Fauzan mengatakan bahwa bonus demografi Indonesia diprediksi akan berakhir pada 2038. Maka, perlu adanya upaya masif untuk memanfaatkan momen tersebut dan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia.
Saat berbicara mengenai SDM, kata dia, sudah barang tentu larinya akan ke pendidikan dan guru. Sebab itu, para guru memiliki tanggung jawab mengembangkan SDM yang cerdas dan berkompeten melalui didikan yang baik dan benar.
Sementara itu, Dekan FKIP UMM, Trisakti Handayano mengatakan, artificial intelligence (AI) sudah meluas. Banyak sektor yang memanfaatkan AI dan bahkan manusia mulai tergantikan. Hal ini termasuk di dalamnya bidang pendidikan dan pengajaran.
"Apakah peran guru akan tergilas? Hal yang bisa kita lakukan adalah dengan bermitra, merangkul, serta memanfaatkan teknologi untuk mengatasi problem pendidikan yang sedang kita hadapi," kata Trisakti.