MALANG-Ketidakjujuran, menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, menjadi masalah besar bangsa Indonesia dan umat Islam. Kejujuran dinilainya menjadi kata yang mudah diucapkan, tetapi sulit dimanifestasikan.
"Kejujuran menjadi hal yang mahal dan mewah, sekarang hampir hilang dari kehidupan bangsa. Kebohongan publik terjadi di mana-mana," ujarnya ketika memberi tausiah Kajian Ramadhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (13/8).
Kebohongan, lanjutnya, telah melanda bangsa Indonesia sehingga kemuliaan harkat dan martabat luntur. Perbuatan kemungkaran itu terus ditutupi dengan kemungkaran. "Kita sebagai bangsa kurang mulia dalam pergaulan antarbangsa," ujar Din.
Menurut Din, kejujuran merupakan salah satu entitas penting yang mampu menjadi pendorong kemajuan bangsa. Kemajuan peradaban Barat, misalnya, juga tidak lepas dari nilai kejujuran sebagai salah satu kandungan dari semangat Protestan. "Bagi bangsa Indonesia yang belum bisa mencapai apa-apa perlu semangat kejujuran. Apalagi kita yang mayoritas Islam, yang penuh dengan nilai-nilai keutamaan," paparnya.
Kebangkrutan
Menyitir firman Allah SWT yang mengabarkan tentang perputaran pemegang supremasi peradaban, Din menilai, dunia Barat kekinian tengah mengalami kebangkrutan ekonomi dan budaya. Banyak orang yang bertanya-tanya, siapa dan negara mana yang bakal menggantikannya. Terjadi beragam spekulasi, bisa jadi muncul dari Asia Timur dan bukan tidak mungkin juga akan kembali digenggam oleh dunia Islam.
Islam, kata dia, menjadi salah satu nominasinya lantaran didukung berbagai faktor, di antaranya populasi umat yang banyak, sumber daya alam melimpah, nilai kemajuan, serta sumber daya sejarah di mana dunia Islam pernah memegang supremasi peradaban dunia. Sayangnya, sumber daya tersebut terkendala oleh keadaan umat Islam, yakni susah bersatu, kepemimpinan yang lemah, ketidakbisaan menangkap spirit kemajuan Islam, serta masih cenderung pasif. "Empat kendala itulah yang butuh sentuhan dari kita umat Islam sebagai individu yang penuh nilai-nilai keutamaan untuk memberi testimoni peradaban."
Untuk menjadi saksi sejarah itu, tambah Din, salah satu cara yang harus dilakukan umat Islam, yakni membiasakan berkata dan berlaku jujur. Kejujuran harus dijadikan nilai dalam berorganisasi, meski ia tidak harus dibakukan. Kejujuran harus diprioritaskan, dan terpenting segala tindakan diawali dengan kejujuran. "Kejujuran harus menjadi excellence values Muhammadiyah, menjadi ciri khas gerak langkah Muhammadiyah," sebutnya.
Din lantas mengingatkan hadis Rasulullah, kejujuran akan membawa kedamaian dan kebohongan membawa keragu-raguan. "Perlu ada penelitian apakah bersikap selalu ragu-ragu merupakan tanda dari ketidakjujuran," katanya. c01 ed:khoirul azwar