Suasana pelepasan KKN mahasiswa UMM.
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dua program Kementerian Sosial dan satu program Kemenristek Dikti menjadi fokus utama pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Tiga program dimaksud yaitu perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu), Kelompok Usaha Bersama (Kube), dan Iptek bagi Wilayah (IbW).
Kepala Divisi KKN dan Pengembangan Wilayah Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UMM, Amir Syarifuddin, menegaskan hal itu saat melepas 924 mahasiswa KKN UMM Periode 2 Tahun Ajaran 2016/2017, Kamis (12/1). Mereka akan ditempatkan di 33 desa yang tersebar di wilayah Malang Raya, Pacitan, Probolinggo, dan Pasuruan.
Tiga program tadi merupakan lanjutan yang sudah dilaksanakan KKN periode sebelumnya di samping program reguler KKN meliputi bidang keagamaan, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, dan kesehatan. Total, ada enam desa yang akan mengimplementasikan IbW dengan beragam program sesuai potensi tiap desa.
Dalam sambutannya, Rektor UMM Fauzan menyatakan mahasiswa yang sedang melakukan KKN adalah salah satu martil UMM yang masuk ke jantung-jantung perdesaan. Oleh karena itu, mahasiswa patut menunjukkan bahwa mereka memiliki kompetensi yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Konsekuensi logis dari mahasiswa yang ada di desa adalah anggapan sebagai kaum elit dan terpelajar. Oleh karenanya, manfaatkan imej itu untuk memengaruhi dan memberdayakan masyarakat sesuai program yang kalian usung,” kata Fauzan, dalam siaran pers
Ia juga menegaskan pada mahasiswa untuk tidak melakukan perbuatan yang berlawanan dengan misi KKN dengan tetap menjunjung tinggi sopan santun dan adat masyarakat desa.