Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang, Jawa Timur (Jatim) yang peduli bidang hukum dan politik internasional mendapatkan informasi dan wawasan akademik dari diplomat Amerika Serikat (AS) Terry M Kinney mengenai kasus pencucian uang.
Terry yang telah banyak menangani masalah kriminalitas lintas negara, khususnya kasus pencucian uang menyebutkan bahwa kasus tersebut adalah kejahatan yang sangat marak di banyak negara.
“Karena itu, kajian soal ini amat penting lantaran setiap tindak pidana berskala besar pasti melibatkan pencucian uang,” katanya saat seminar di American Corner (Amcor) UMM di Malang, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (11/12) sore.
Agar sulit dilacak, kata Terry, uang hasil kejahatan itu disebar dengan dua cara. Cara pertama yaitu dipisah di beberapa rekening dan cara kedua dikirim ke beberapa negara. Bahkan, belakangan strategi pencucian uang ini kian canggih dan profesional, misalnya dengan menggunakan usaha samaran, menukarkan mata uang di pasar gelap, hingga pengiriman dana via mobile.
“Bahkan, sekarang ini ada perusahaan pelindung internasional yang mengurusi soal itu. Sehingga proses pencucian uang menjadi jauh lebih mudah,” ujar legal advisor Departemen Kehakiman pemerintah AS ini.
Menurutnya, pencucian uang memang umumnya melibatkan negara lain. Karena itulah, kasus ini sering dikategorikan kejahatan internasional. Ia mencontohkan di AS, modus kasus ini rawan terjadi di wilayah perbatasan, seperti jalur menuju Mexico, daerah Hidalgo-Texas, Calexico-California serta perbatasan AS-Kanada di Detroit-Michigan.
Dalam konteks Indonesia, dia menambahkan, kejahatan ini biasanya dilakukan oleh koruptor kelas kakap dan pelaku terorisme. “Biasanya mereka punya uang dalam jumlah sangat besar yang tidak boleh diketahui negara, jadi cara paling aman adalah lewat pencucian uang,” katanya.