Puluhan mahasiswa asing resmi menjadi mahasiswa lembaga Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Banyaknya perguruan tinggi berkualitas menarik minat mahasiswa asing mengenyam pendidikan di Indonesia. Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjadi pilihan banyak mahasiswa asing yang ingin belajar di Indonesia.
Salah satunya terlihat pada keberadaan Hunh Hoàng Vân Anh di UMM. Mahasiswa internasional asal Vietnam ini mengambil magister pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di Kampus Putih UMM. Ada cerita menarik di balik keputusannya untuk mengenyam ilmu di negara maritim tersebut.
Hunh Hoàng Vân Anh yang akrab di panggil Rio mengatakan, pada awalnya sudah berniat untuk mengambil magister bahasa Arab langsung ke negara Arab. Apalagi bidang studi yang ia ambil di jenjang sarjana juga bahasa Arab. "Sayangnya, terkendala masalah visa," katanya.
Rio akhirnya mencari tahu negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki prodi bahasa Arab yang bagus. Setelah riset dan bertanya pada banyak orang, Indonesia menjadi negara yang direkomendasikan. Namun dia berpikir kenapa tidak mengambil program studi yang sesuai dengan bahasa negaranya sehingga memutuskan untuk mengambil studi bahasa Indonesia dan UMM menjadi pilihan terbaik.
Sebelum masuk perkuliahan, Rio belajar bahasa Indonesia terlebih dahulu selama satu tahun di BIPA UMM. Namun saat memasuki perkuliahan, pandemi Covid-19 menyerang sehingga memaksanya untuk kembali ke Vietnam dan belajar secara daring. Hal itu membuatnya kesulitan mencari buku-buku untuk memenuhi kebutuhan belajar.
Beruntung, pihak BIPA UMM dan teman-teman Indonesia-nya selalu membantu ketika ia kesulitan. Menurut dia, proses belajar di UMM sangat baik dengan fasilitas kampus yang bagus pula. Pemandangan kampus yang indah membuat mahasiswanya bisa bersantai setelah waktu perkuliahan selesai. "Para dosen yang mengajar juga berkualitas, mereka banyak membantu menjelaskan apa saja yang saya kurang paham tentang Indonesia,” ucapnya dalam keterangan tertulisnya.
Ada pengalaman menarik yang Rio rasakan saat pertama kali menginjakkan kaki di Malang. Saat itu, ia harus pergi ke suatu tempat yang sebenarnya tidak begitu jauh. Namun ia kebingungan karena saat itu sama sekali belum bisa berbicara bahasa Indonesia.
Rio pun berusaha mencoba bertanya ke masyarakat sekitar. "Mungkin karena bahasa Indonesia saya kurang, alih-alih sampai di tujuan, saya malah tersesat di persawahan dan kebun. Padahal lokasinya tidak begitu jauh,” jelasnya.
Rio mengaku sempat mempelajari beberapa tari, bahkan juga kesenian gamelan yang diajarkan di BIPA UMM. Selain belajar bahasa, ia juga belajar banyak terkait budaya dan kehidupan orang Indonesia.
Menurut Rio, orang Indonesia sangat ramah, sopan dan selalu membantu. Rio yang beragama Budha juga banyak belajar tentang Islam selama berkuliah di UMM. Ia mengungkapkan ketika melihat umat Islam beribadah, hatinya juga ikut merasa damai.