REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengelola rumah sakit (RS) diajak untuk bersama terus menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Di bawah naungan Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI), RS diminta meningkatkan layanan kesehatan ke masyarakat.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy persoalan itu perlu ditekankan, mengingat dalam banyak kunjungannya di berbagai pelosok negeri, masih ditemui layanan kesehatan dan kondisi RS yang minim tenaga medis serta fasilitasnya.
Kondisi itu perlu direspon juga oleh asosiasi sebagai bagian dari aktualisasi pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat semua daerah di Indonesia. Muhadjir menjelaskan, ARSSI sebagai entitas penting harus turut terlibat aktif dalam proses penyusunan undang-undang yang dilakukan oleh pemerintah.
Upaya itu perlu dilakukan mengingat ARSSI sebagai asosiasi yang menaungi rumah sakit di seluruh Indonesia memiliki data dan persoalan riil yang dihadapi di daerah. Dengan begitu, keberadaan ARSSI harus bisa dirasakan manfaatnya oleh RS yang ada di pelosok.
"Merekomendasikan kebijakan yang dapat disesuaikan dan betul-betul dibutuhkan oleh daerah. Jangan one side for all, jangan Jakarta-sentris, jangan Jawa-sentris. Harus memperhatikan segala wilayah," ujar Muhadjir dala seminar bertema 'Kebijakan Transformasi Kesehatan sebagai Upaya Peningkatan Mutu Layanan Kesehatan di Indonesia' di Jakarta Selatan, belum lama ini.
Muhadjir juga mengajak para peserta yang hadir untuk kembali memaknai nilai profesionalisme tenaga medis sebagai penyemangat untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Di antaranya, nilai expertise, social responsibility, hingga corporateness.
"Nilai-nilai ini telah banyak menginspirasi dan menjadi contoh profesi lain, termasuk saya. Ini harus menjadi kebanggaan dan terus dijadikan pedoman bagi para tenaga medis," ujar eks rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut.
Selepas pembukaan, Muhadjir meninjau pameran alat-alat kesehatan yang diikuti oleh sekitar 30 stan. Seminar dan pameran itu berlangsung selama tiga hari dan diikuti oleh lebih dari 170 peserta dari pengelola RS, perawat, hingga dokter anggota ARSSI dari seluruh wilayah Indonesia.