Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy (tengah) berbincang dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali (kanan) disaksikan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono (kiri) sebelum dimulainya Rapat Koodinasi Tingkat Menteri di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (19/10/2022). Rapat tersebut membahas impelemtasi Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). | Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Muhadjir mengatakan, pemerintah mewadahi suporter mencurahkan ide atau gagasan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menilai, acara rembuk nasional suporter sepak bola se-Indonesia perlu ditunda jika memang belum ada kekompakan di antara para suporter. Rembuk nasional suporter sepak bola se-Indonesia akan digelar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada 23-24 Oktober
“Ya sementara itu kalau memang masih dipandang belum kompak di antara mereka jangan dilaksanakanlah,” ujar Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/10/2022).
Ia mengatakan, gagasan tersebut merupakan inisiatif dari koordinator wilayah kampus yang kemudian difasilitasi oleh Kementerian PMK. “Itu kita sebagai fasilitator, tapi sebelumnya inisiatif mereka semua,” kata dia.
Suporter sepak bola seluruh Indonesia akan berkumpul di Malang untuk melakukan Rembuk Nasional di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), 23-24 Oktober 2022. Mereka akan membahas mengenai reposisi dan empowering (pemberdayaan) eksistensi suporter dalam kerangka transformasi persepakbolaan nasional.
Acara ini diprakarsai Menko PMK Muhadjir Effendy berkolaborasi dengan UMM. Sebelumnya, Muhadjir menyatakan rembuk nasional suporter sepak bola ini merupakan inisiatif pemerintah untuk mewadahi para suporter seluruh Indonesia dalam mencurahkan ide atau gagasan masing-masing.
Sehingga, rembuk nasional diharapkan dapat melahirkan banyak hal, di antaranya perumusan pola manajemen suporter atau pertandingan olahraga yang lebih baik. Selain itu, lanjutnya, bila ada masukan-masukan lain dari suporter yang dinilai perlu disampaikan kepada pemerintah akan ditampung dan dicarikan solusinya.
“Tapi, kembali lagi kalau itu memang dianggap penting atau perlu untuk mereka (suporter), prinsipnya pemerintah siap memfasilitasi,” kata Muhadjir.