REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) V Jatimbalinus menggandeng Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses menjadikan 32 usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kabupaten Malang, Jawa Timur, naik kelas.
Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMM, Hendra Kusuma di Malang, Senin (29/6), mengatakan kondisi pandemi tidak boleh menjadikan para peternak berhenti dan menyerah.
"UMM bersama Pertamina berupaya membuat peternak mitra binaan tahan krisis dan menjadi UMKM yang unggul. Hal ini yang menjadi target kami dengan penyuluhan oleh praktisi dari UMM agar para peternak dapat mengimplementasikan inovasi-inovasi baru dalam bidang peternakan," ujar Hendra.
Hendra menjelaskan konsep yang dibangun peternak binaan di Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, adalah penggemukan kambing domba dengan konsep komunal dan terintegrasi dengan sistem pemasaran. Selain pendampingan, UMM juga memfasilitasi pemasarannya dengan menghubungkan peternak ke pengusaha karkas (daging siap jual).
Menurut Hendra, peran bidang industri UMKM sangat membantu dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan bergeraknya ekonomi daerah.
Sementara itu, sinergi yang dibangun Pertamina kepada para peternak dengan memberikan bantuan modal usaha Program Kemitraan bagi UMKM untuk mendukung usaha mikro tersebut bisa naik kelas.
Bantuan modal yang disalurkan PT Pertamina sebesar Rp 850 juta kepada 32 mitra UMKM di Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, dengan tujuan meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri sekaligus memberikan "multiplier effect" bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah operasi Pertamina.
Program ini memberikan pinjaman modal kepada UMKM dengan menawarkan jasa administrasi yang rendah, yaitu tiga persen saldo menurun setiap tahun dan maksimal pinjaman selama tiga tahun sejak awal tahun peminjaman.
“Pertamina bermitra dengan UMM melalui Program Studi Ekonomi Pembangunan untuk menyeleksi pelaku UMKM yang bergerak di bidang peternakan yang memiliki potensi untuk dikembangkan dengan menjadi mitra binaan Pertamina," kata Unit Manager Communication Relation & CSR Pertamina MOR V, Rustam Aji.
Peran lembaga akademisi (Prodi Ekonomi Pembangunan UMM) untuk menjalankan program pendampingan usaha secara intensif dan melekat, mulai dari penyiapan rencana usaha, pemanfaatan modal untuk lahan dan bibit ternak, hingga pengelolaan dan pembuatan laporan keuangan.
Pendampingan menyeluruh terkait manajemen bisnis usaha ternak yang terintegrasi hulu dan hilir. “Kami berharap, selain dapat meningkatkan pendapatan peternak yang menjadi mitra binaan Pertamina, program ini juga mampu mengurangi ketergantungan masyarakat pada pendanaan dari lembaga nonperbankan," ucapnya.
Sebelumnya, di wilayah Jawa Timur, Pertamina telah menyalurkan dana sebesar Rp 29 miliar dari tahun 2018 hingga Mei 2020. Dana tersebut disalurkan kepada lebih dari 400 mitra binaan yang terdaftar di Pertamina MOR V dalam tiga tahun terakhir.
Sementara itu, tim pendampingan, Setyo Wahyu Sulistyono mengatakan bentuk integrasi manajemen bisnis ini merupakan penguatan ekonomi sektor primer dari hulu dan hilir, sehingga produk pertanian mampu memiliki daya saing hingga tingkat nasional yang disediakan oleh regional.
"Dengan semangat kearifan lokal dalam pemikiran global, daya saing daerah menjadi hal yang diperhitungkan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh," ujar Setyo yang juga dosen Prodi Ekonomi Pembangunan UMM tersebut.