MALANG--Psikolog Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Yudi Hartono, M.Psi menyatakan, Sandi (4), balita asal Kota Malang, Jawa Timur, perlu pendampingan secara intensif dari orang-orang terdekatnya. Balita tersebut sudah kecanduan rokok sejak berusia 1,5 tahun.
"Kondisi seperti itu kalau dibiarkan dan terus berlanjut, secara psikologis akan membahayakan dirinya sehingga perlu pendampingan untuk menuntun dia agar secara perlahan bisa meninggalkan kebiasaan bahkan kecanduan merokoknya," katanya di Malang, Minggu.
Selain pendampingan secara intensif dari orang-orang terdekatnya, kata Yudi, lingkungan sekitarnya juga harus memberikan dukungan penuh untuk tidak mengajari atau memberikan contoh merokok. Apalagi, lanjutnya, balita tersebut juga sudah fasih mengeluarkan kalimat-kalimat yang tidak seharusnya (kata-kata kotor), sehingga harus benar-benar dijaga dan diberi pengertian bahwa kata-kata seperti itu tidak sopan.
Menurut dia, Sandi sejak kecil sudah mendapatkan "modelling" dari lingkungan sekitarnya yang rata-rata perokok berat dan merokok dianggap sebagai sesuatu yang menyenangkan. Kondisi ini harus segera dihentikan.
Ia mengakui, untuk memberikan pemahaman dan pengertian bagi Sandi memang cukup sulit. Yudi pung mengaku ia sendiri tidak tahu apa yang dilakukannya dan tidak paham terhadap apa yang diucapkannya.
Sebenarnya, kata Yudi, Sandi secara psikologis juga ingin mengungkapkan dan mengekspresikan apa yang ada dalam benaknya. Mengingat bahasa yang dipelajarinya terbatas dan perilaku yang menjadi panutan dari lingkungannya juga seperti itu, maka Sandi pun hanya paham dengan apa yang dilihat dan didengar setiap hari.