Tanpa Literasi Digital, Kemajuan Internet Bisa Jadi Ancaman

Author : Humas | Jum'at, 22 Juli 2022 11:45 WIB | Republika - Republika

Kaspersky (Unsplash/ Stillness InMotion)

Kapersky (Unsplash/ Stillness InMotion) | Foto: Warta ekonomi

Tanpa adanya pemahaman digital yang mumpuni, internet bisa menjadi tempat yang sangat berbahaya walau telah dianggap sebagai gudang informasi dunia.

Kenaikan jumlah pengguna internet terjadi setiap tahunnya, menurut We Are Social ada sekitar 204,7 juta pengguna internet atau sekitar 73,7% dari total populasi penduduk Indonesia. Rata-rata pengguna juga menghabiskan waktu hampir 9 jam per hari di ruang maya. 

Pegiat Media Literasi UMM, Muhammad Himawan mengatakan, tingginya aktivitas di ruang digital memunculkan standart baru etika pengguna dalam berinteraksi di dalamnya. Bisa ada gesekan budaya, dari perbedaan kultural dari penggunanya yang melintasi batas geografis, antar wilayah, negara, bahkan benua.

"Komunikasi kita cendrung distruption, karena tidak bisa kita kelola sesuai keinginan. Kita harus memahami bagaimana (pengguna lain) menerima, menafsirkan, dan memahami konteks tersebut," katanya saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada Rabu (20/7/2022). 

Oleh karena itu diperlukan etika digital. Kompetensi dalam literasi digital terkait etika berinternet antara lain mengakses informasi sesuai netiket di platform digital, menyeleksi dan menganalisa informasi, memahami netiket dalam upaya membentengi diri dari tindakan negatif. Etika tersebut juga berlaku saat memproduksi dan mendistribusikan informasi. 

Lebih lanjut dia mengatakan internet merupakan anugerah. Namun bisa jadi bencana jika teknologi hanya bisa mengendalikan penggunanya tanpa jiwa-jiwa yang memiliki etika. Etika hadir untuk mengingatkan kembali hakikat teknologi sebagai anugerah bagi manusia. Etika digital dihadirkan sebagai pedoman agar menggunakan platform digital secara sadar, bertanggung jawab, berintegrasi, dan menjujung nilai-nilai kebajikan antar pengguna. 

Merespons perkembangan Teknologi Informasi Komputer (TIK), Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya antara lain Enterpreneur dan Digital Marketer, Lim Sau Liang. Pegiat Media Literasi UMM, Muhammad Himawan dan Praktisi Pendidikan Kabupaten Tulungagung, Lilik Yulianah. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi  dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.

Sumber: https://republika.co.id/berita/rfenv27017000/tanpa-literasi-digital-kemajuan-internet-bisa-jadi-ancaman
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler