REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhamadiyah Malang (UMM) mengajak kelompok perempuan Aisiyah Cabang Dau untuk membantu meningkatkan produktivitas ayam. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian yang dilaksanakan Prodi Peternakan UMM.
Ketua kelompok pengabdian, Profesor Wahyu Widodo mengatakan, ayam kampung merupakan ayam lokal di Indonesia yang kehidupannya sudah lekat dengan masyarakat. Ayam kampung juga dikenal dengan sebutan ayam buras (bukan ras) atau ayam sayur. Namun, ada jenis ayam kampung super (KAMPUS) yang merupakan hasil persilangan antara ayam kampung jantan dengan betina ras jenis petelur.
"Persilangan tersebut menghasilkan ayam kampung super yang mempunyai pertumbuhan lebih cepat dibandingakan dengan ayam kampung biasa," kata ahli pakan ternak dari UMM tersebut.
Berdasarkan hasil observasi lapangan, permasalahannya berada pada tidak termanfaatkannya potensi jenis persilangan ayam. Padahal proses ini akan menghasilkan ayam kampung super dengan potensi unggul dari kedua induknya. Dalam hal ini persilangan ayam Bangkok jantan dengan ayam petelur.
"Hasil persilangan ini dapat menghasilkan bibit ayam dengan kualitas pertumbuhan cepat mirip ayam kampung dengan harga lebih mahal dan tahan penyakit," jelasnya dalam pesan resmi yang diterima Republika.
Di sisi lain, saat ini banyak organisasi perempuan yang masih perlu diberdayakan di bidang peternakan. Seperti halnya para anggota Aisyiyah Cabang Dau, Kabupaten Malang yang perlu dijadikan mitra dalam hal ini. Mereka diajak untuk mengoptimalisasikan pemberian kencur pada ayam kampung super.
Wahyu menargetkan, langkah kerja sama dengan kelompok perempuan dapat menyediakan ayam kampung super secara massal. Pasalnya, tingkat produktivitas tinggi menjadi media bagi para anggota Aisyiyah untuk memasarkannya secara cepat, murah, mudah serta memberikan hasil yang tinggi. Untuk itu, perlu mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pemberian fess additive kencur pada ayam kampung super.
Program pengabdian ini turut dibantu oleh Trisakti Handayani selaku dosen yang berkompeten dalam pemberdayaan wanita serta Adi Sutanto sebagai tenaga ahli bidang agribisnis peternakan. Tim pengabdian melakukan penyuluhan dan pendampingan serta penyerahan ayam kampung super sebanyak 80 ekor kepada anggota Aisyiyah. Rinciannya, 40 ekor untuk ranting Sumberskar dan 40 ekor untuk ranting Merjosari.
Wahyu berharap penyerahan ayam kampung super bisa menjadi jembatan terbangunnya kesadaran pemberian jamu ayam yang lebih canggih. Lalu dapat membangun perkembangan peternak ke arah yang lebih baik ke depannya. Pada tataran selanjutnya diharapkan terdapat konstruksi yang berubah terhadap peternak dengan mengedepankan kesejahteraan.
Kegiatan ini merupakan kegiatan dengan pendanaan program pengabdian UMM. Optimalisasi pelaksanaannya melibatkan mahasiswa peserta program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) juga mahahasiswa yang terlibat dalam penelitian. Sementara, ayam yang dibagikan berasal dari pemeliharaan di University Farm UMM berumur dua bulan.
Ibu-ibu sebagai wakil kelompok perempuan Aisiyah Cabang Dau ditunjuk untuk memelihara ayam. Mereka juga dimintai kesepakatan seperti ayam harus dipelihara sampai dewasa. Apabila ayam tersebut betina, maka peternak wajib memilihara sebagai indukan untuk pengembangan ayam berkelanjutan.
“Sehingga nantinya Dau dapat diharapkan menjadi sentra pembibitan ayam kampung super di Kabupaten Malang. Sedangkan ayam yang jantan sebagian besar boleh dijual dan menyisakan beberapa untuk menjadi pejantan,” katanya dalam pesan resmi yang diterima Republika.