REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tim Robotik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil mempertahankan gelar Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest (TCFFHRC), di Amerika Serikat, pada 13 hingga 15 April 2019 lalu. Raihan prestasi tersebut diraih oleh tiga tim kebanggaan UMM.
Lebih detail, dua tim UMM meraih juara pertama dan kedua untuk kategori robot pemadam api berkaki. Lalu juara kedua pada kategori robot pemadam api beroda.
Kontes robot tingkat dunia ini mempertandingkan 32 tim dari berbagai negara. Beberapa di antaranya Israel, Cina dan lainnya.
UMM mengirim sejumlah mahasiswanya seperti Alfan Achmadillah Fauzi, Rohmansyah dan Ken Dedes Maria Khunty. Tiga tim Robotik UMM ini ditunjuk menjadi perwakilan Indonesia karena berhasil keluar sebagai juara nasional berdasarkan surat penugasan Ditjen Belmawa Kemenristekdikti Republik Indonesia no. T/274/B3.1/KM/02.04/2019.
Semua robot, baik kategori berkaki atau beroda memiliki misi memadamkan api dengan cepat di titik pada satu ruangan atau kamar yang menyerupai rumah. Posisi titik api diletakan secara acak oleh dewan juri sehingga robot dituntut harus cekatan untuk mencari api tersebut. Setelah memadamkan api, robot diatur untuk kembali ke titik awal. Robot dengan catatan tercepat bakal keluar sebagai pemenang.
Raihan ini sejalan dengan ekskpektasi Rektor UMM Fauzan. Pada kegiatan pelepasan, dia menjanjikan bakal membebaskan skripsi jika berhasil memenangi kontes ini. Fauzan berpesan kepada para delegasi dan mahasiswanya yang hadir ketika itu untuk berhenti menjadi penonton tapi pemain. “Saya tidak menarget harus juara satu, tetapi yang terbaik sajalah yang saya minta,” ungkapnya melalui keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Selasa (16/4).
Sementara, dua tim lainnya yang dimotori Bayu Irawan Nugroho mahasiswa teknik elektro dan Dwi Nur Fajar mahasiswa teknik informatika juga akan unjuk gigi kembali. Mereka akan mengikuti Kontes Robot Indonesia (KRI) Regional IV pada 21 sampai 23 April 2019 di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat. Rombongan ini mempertandingkan dua jenis robot, yakni satu robot pemadam api kategori berkaki (DOME) dan tiga lainnya pada sepak bola (Zhafarul).
Robot sepakbola pada kompetisi ini harus memiliki spesifikasi yang wajib dipenuhi. Antara lain mendeteksi objek, menggiring bola, menendang, hingga lokalisasi. Pendeteksian objek tersebut agar robot dapat membedakan bola, lawan, garis, dan gawang. Robot akan dinyatakan memenangkan pertandingan ketika robot lebih banyak memasukan bola ke gawang lawan.