REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memperkuat kerja sama internasional dengan Universidad Escuela de Administración, Finanzas e Instituto Tecnológico (EAFIT), Kolombia. Kerja sama di bidang pendidikan ini dilaksanakan secara daring, Selasa (15/12).
Rektor UMM, Dr M Fauzan Mpd mengapresiasi jalinan kerja sama antara kampusnya dan EAFIT. Ia yakin keduanya bisa saling mendukung dan juga bersinergi. Sinergitas ini nantinya dapat mempercepat akselerasi kemajuan di masing-masing perguruan tinggi.
“Dengan potensi yang dimiliki kedua universitas, kerja sama ini tentu akan memberikan kemajuan dan inovasi baru, terutama di level internasional,” ucap Fauzan dalam pesan resmi Rabu (16/12).
Fauzan menegaskan, kerja sama dua lembaga bukan sekadar formalitas. Hal ini bisa ditindaklanjuti dengan program strategis dan terukur dalam waktu dekat. Ia percaya banyak hal besar yang bisa dilakukan bersama EAFIT mengingat kualitas kedua universitas bagus pula.
Pada kesempatan serupa, Wakil Rektor EAFIT, Claudia Maria Zea Restrepo juga mengungkapkan kerja sama ini bisa memperkuat hubungan bilateral antara Kolombia dan Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan tinggi. Ditambah lagi, kesepakatan ini dilaksanakan beriringan dengan peringatan 40 tahun hubungan diplomatik Kolombia dan Indonesia. "Selain itu juga bertepatan dengan ulang tahun Universidad EAFIT yang ke-60,” ungkapnya.
Maria melihat UMM dan Universidad EAFIT memiliki banyak kesamaan. Keduanya merupakan perguruan tinggi swasta yang sama-sama sudah melayani di bidang pendidikan selama lebih dari 50 tahun. Oleh karena itu, ia berharap, kerjasama yang terjalin bisa memberikan kontribusi dalam hubungan kedua universitas dan transformasi masyarakat.
Duta Besar Indonesia untuk Kolombia, Priyo Iswanto menyatakan, kesepakatan ini dapat melengkapi kerja sama pendidikan antardua negara. Apalagi, sampai saat ini kerja sama keduanya hanya terbatas pada beasiswa yang disediakan oleh pemerintah. Beberapa di antaranya seperti Darmasiswa dan beasiswa lainnya.
Ia juga mengapresiasi proses perundingan yang sangat intensif dan meski masih berada di tengah pandemi. Hal ini tidak lepas dari kemajuan sarana teknologi dan Informasi. “UMM dan EAFIT sama-sama menyandang status pendidikan berkualitas tinggi. Sudah barang tentu bisa dimulai dengan melaksanaka kegiatan di bidang yang tidak memerlukan biaya dan resource yang tinggi. Kemudian diikuti dengan kegiatan lainnya secara bertahap,” kata Priyo.
Duta Besar Kolombia untuk Indonesia, Juan Camilo Valencia Gonzalez, menganggap kerja sama strategis antara kedua universitas terkemuka ini bisa menjembatani kesenjangan jarak geografis. Kemudian meningkatkan potensi pertukaran budaya dan akademi. Ia juga berharap perjanjian bebas visa kedua negara mampu memberikan kemudahan dalam hal mobilitas akademik.