UMM Kumpulkan Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah

Author : Humas | Selasa, 15 Juli 2014 13:24 WIB | Republika - Republika

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kehadiran tokoh intelektual dalam dinamika kebangsaan selalu menarik perhatian. Salah satu daya tariknya adalah, mereka tidak selalu berpikir soal praktis jangka pendek, tapi senantiasa menggugat hal substansial yang memiliki efek jangka panjang dan mengglobal.

Hal itu mendasari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjaring para pemikir muda Muhammadiyah yang berserakan di sejumlah poros kunci di Indonesia.

Melalui gelaran Tadarus Pemikiran Kaum Muda Muhammadiyah yang akan berlangsung di Aula BAU selama tiga hari (17-19/7), UMM hendak menghadirkan tokoh-tokoh muda Muhammadiyah yang memiliki kepedulian terhadap isu-isu pemihakan sosial, seperti kemiskinan serta kesenjangan pendidikan dan kesehatan.

Para tokoh muda yang dihadirkan ini, menurut ketua pelaksana, Pradana Boy ZTF, sebagian besar adalah peraih beasiswa luar negeri bergelar doktor yang memiliki kepakaran di sejumlah disiplin ilmu. Menariknya, kata Pradana, pada 2003, UMM juga pernah menggelar kegiatan serupa di kampus ini yang juga diikuti oleh orang-orang yang relatif sama.

“Namun, waktu itu rata-rata para tokoh muda ini masih fresh gradute, baru lulus sarjana,” kata Pradana yang saat ini tengah menyelesaikan disertasi doktoralnya di National University of Singapore (NUS) dalam siaran pers.

Pradana yang saat itu juga menjadi salah satu peserta yang terjaring menambahkan, pada 2003 para pemikir muda ini sebenarnya sudah memiliki kegiatan intelektual yang sangat produktif. Hal itu di antaranya terlihat pada banyaknya tulisan mereka yang tersebar di berbagai media nasional serta keterlibatan mereka pada organisasi-organisasi yang bergerak di bidang sosial maupun kepemimpinan.

Bedanya, lanjut Pradana, saat ini para pemikir yang tergabung dalam Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM) itu telah menjadi tokoh muda yang memiliki pengaruh intelektual yang luas dan diakui secara akademik.

“Sangat menarik ketika anak-anak muda yang rentang usianya antara 25 hingga 40 tahun ini berkumpul lagi, karena mereka telah memiliki jaringan dan pengalaman global yang bisa menjadi inspirasi pembaruan berskala internasional,” kata peraih gelar Master dari Australian National University (ANU) Canberra, ini.

Menurut Pradana, kegiatan tersebut akan diarahkan pada internasionalisasi gerakan. Hal itu lantaran, kata dia, Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang memiliki puluhan ribu amal usaha di bidang pelayanan sosial, mulai dari sekolah dan perguruan tinggi, rumah sakit dan klinik, hingga panti asuhan dan panti jompo, belum memiliki pengaruh intelektual yang luas secara global.

“Saya kira dari segi jumlah amal usaha, Muhammadiyah itu organisasi terbesar di dunia, tapi dari segi pemikiran masih terpinggirkan. Lihat saja, gerakan-gerakan Islam transnasional seperti Ikhwanul Muslimin (IM) dan Hizbut Tahrir (HT) begitu cepat menancapkan pemikirannya di seluruh dunia, termasuk Indonesia,” terang Pradana.

Bagi Pradana, Muhammadiyah memang tidak sukar mendirikan amal usaha baru, karena itu adalah hal praktis yang sudah menjadi rutinitas. “Namun soal internasionalisasi gerakan dan pemikiran, Muhammadiyah masih kalah jauh dengan dua organisasi Islam transnasional itu,” ujarnya.

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/14/07/15/n8qpsx-umm-kumpulkan-jaringan-intelektual-muda-muhammadiyah
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler