Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses meluncurkan buku berjudul Sharia and Human Right, beberapa waktu lalu. | Foto: Dok. Humas UMM
Buku ini tidak hanya diperuntukkan bagi pemeluk Islam.
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses meluncurkan buku berjudul Sharia and Human Right pada Sabtu (16/7/2022) lalu. Buku hasil riset selama belasan tahun itu berisi tulisan dari para pakar dari berbagai belahan dunia dimulai dari Indonesia, Norwegia, Malaysia, dan sederet lainnya.
Lena Larsen dari University of Oslo, Norwegia mengatakan, buku ini merupakan kulminasi dari proyek penelitian terkait keselarasan dan ketidaklarasan antara dua sistem di ranah moral, hukum, dan politik dunia. "Yaitu syariah atau hukum Islam dan hak asasi manusia," katanya.
Lena yang juga berkontribusi tulisan dalam buku cetakan Mizan tersebut menilai karya ini dapat menjadi pondasi dan dasar untuk bahan mengajar. Tidak hanya terbatas di UMM maupun Indonesia tetapi juga bisa melewati batas-batas negara.
Ia mengaku sangat senang dan bahagia dalam proses penulisan hingga akhirnya menjadi sebuah buku. Saat Lena mengunggah foto buku tersebut, banyak teman-teman dan peneliti dari Malaysia hingga Inggris yang tertarik untuk mendapatkannya.
Apalagi nanti ada bentuk digital copy yang makin memudahkan masyarakat mendapatkannya. Pada kegiatan ini, turut hadir Nelly Van Door-Harder dari Wake Forest University USA dan Vrije Universiteit Amsterdam.
Isi dari buku itu sangat menarik, bahkan ada beberapa konten yang mirip dengan apa yang ia ajarkan di universitas.Menurutnya, selama ini banyak yang menganggap syariah sebagai hal yang brutal padahal mereka belum mempelajarinya.
Buku ini juga dinilai menjadi salah satu jalan bagi masyarakat untuk lebih memahami syariah dan HAM. Nelly menegaskan, buku ini tidak hanya diperuntukkan bagi pemeluk Islam. Namun bisa juga dibaca dan dipelajari oleh non-Muslim sehingga bisa saling mengerti dan meminimalisir kesalahpahaman.
Sementara itu, Wakil Rektor I UMM Prof Syamsul Arifin mengatakan senang karena setelah sekian lama tak bisa berkolaborasi secara langsung karena Covid, kini UMM bisa mengundang para pakar dan meluncurkan buku tersebut.
Ia mengatakan sebelum pandemi, Kampus Putih UMM secara rutin menyelenggarakan agenda-agenda yang mengkaji HAM dan syariah. "Terakhir yakni pada akhir 2019 lalu," ujarnya.