Belajar dari Gempa Cianjur, Pentingnya Bangunan Rumah Tahan Gempa

Author : Humas | Jum'at, 25 November 2022 13:09 WIB | rri.co.id - rri.co.id

Ilustrasi mahasiswa teknik sipil UMM (Foto: Istimewa)

KBRN, Malang : Gempa yang melanda Cianjur pada Senin (21/11/2022) lalu telah merusak berbagai bangunan dan menelan korban jiwa. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa gempa ini merupakan siklus 20 tahunan yang akan melanda Cianjur. 

Melihat fenomena tersebut, dosen Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ir. Erwin Rommel, M.T., mengatakan, ada beberapa hal yang membuat banyaknya bangunan roboh saat gempa berkekuatan 5.6 magnitudo itu menerjang Cianjur. Diantaranya posisi pusat gempa, jenis patahan, kondisi lapisan tanah, serta kondisi bangunan yang ada di Cianjur.

"Selain itu, sebagian besar bangunan yang berdiri di daerah Cianjur adalah bangunan rendah dan bangunan sederhana yang belum memenuhi kaidah rumah tahan gempa," katanya, Jumat (25/11/2022).

Menurutnya, sebagian masyarakat awam beranggapan bahwa gempa yang terjadi lebih berdampak signifikan pada bangunan tinggi saja. Nyatanya bencana gempa bisa mengakibatkan kerusakan pada semua bangunan, baik rumah tinggal maupun gedung-gedung bertingkat.

"Untuk itu, pembangunan rumah tahan gempa penting demi meminimalisir dampak gempa," ujar pria yang menjabat sebagai Kepala Badan Pengawasan Pembangunan Kampus (BP2K) UMM ini.

Untuk membangun rumah sederhana tahan gempa, ada sederet hal yang harus diperhatikan. Pertama, membuat bangunan dengan bentuk simetris. Kedua, cukup tersedianya pengaku pada dinding. Minimal setiap 12 meter persegi luasan dinding harus diberikan kolom dan balok praktis. 

"Ketiga, memberi pengukuran yang cukup pada setiap sambungan elemen pada bangunan. Misalnya sambungan dari dinding ke balok pondasi, sambungan dinding ke kolom, ataupun sambungan balok ke konstruksi atap," tuturnya.

Namun realisasinya, pembuatan rumah tahan gempa memang membutuhkan biaya yang lebih mahal dibanding rumah pada umumnya. Hal tersebut bisa disiasati dengan penggunaan bahan-bahan bangunan yang tersedia di sekitar lingkungan tempat tinggal. 

"Masyarakat bisa menggunakan bambu atau rotan sebagai pengganti tulangan baja. Selain itu, penggunaan kayu juga bisa menjadi alternatif bahan pengganti lainnya," ujar dosen asal Medan ini.

"Intinya, konsep pembangunan rumah tahan gempa adalah membuat bangunan menjadi lebih ringan, lebih daktail, dan adanya penyaluran beban dari setiap elemennya sampai ke pondasi," imbuhnya.

Dalam pembangunan rumah tahan gempa, selain mengikuti regulasi Kementerian PUPR, Erwin juga memberikan beberapa tips lainnya. Salah satunya yakni mengetahui perkembangan kondisi patahan atau sesar yang ada disekitar tempat tinggal. 

"Hal ini dimaksudkan agar masyarakat memahami tingkat kerawanan gempa pada desain bangunan kita agar bisa lebih siap. Selanjutnya adalah pemberian edukasi kepada masyarakat tentang mitigasi dan penyelamatan korban. Selain itu, Pemerintah Daerah dan Pusat bisa melakukan pemetaan dan relokasi secara menyeluruh terhadap bangunan-bangunan yang telah berdiri. Utamanya terhadap bangunan yang berada di daerah jalur sesar dan juga yang berpotensi untuk menjadi sesar aktif di kemudian hari,” pungkasnya. 

Sumber: https://rri.co.id/malang/iptek/96533/belajar-dari-gempa-cianjur-pentingnya-bangunan-rumah-tahan-gempa
Shared:

Komentar

Tambahkan Komentar


characters left

CAPTCHA Image


Shared:

Kategori

Berita Terpopuler