KBRN, Malang : Dua mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil menjadi juara kedua dalam lomba debat nasional bertajuk Public Expo 2022 beberapa waktu lalu. Mereka adalah Amanda Putri Rahmawati dan Yogi Syahputra.
Tim kampus putih bertanding bersama 23 tim dalam perlombaan dengan sistem debat british parliamentary, yakni dua orang dalam satu tim. Tim UMM berhasil melesat ke final dan berjumpa dengan mahasiswa dari Universitas Insan Cita Indonesia. Adapun peserta lain berasal dari berbagai perguruan tinggi se-Indonesia seperti Universitas Sriwijaya, Universitas Hasanuddin dan lain-lain.
Amanda mengungkapkan, hanya butuh waktu yang singkat untuk mempersiapkan diri mengikuti perlombaan ini. Sebab ia dan Yogi telah melakukan riset mendalam terkait topik yang diangkat untuk nantinya dikemukakan ke juri dalam bentuk video.
“Ada tiga babak yang harus kami lalui. Pertama babak penyisihan, semifinal dan kemudian final. Khusus untuk babak penyisihan, kami mengirim video mosi ke pihak panitia,” katanya, Selasa (6/9/2022).
Menurut wanita berhijab ini, prestasi yang diraihnya bersama Yogi tak lepas dari kontribusi organisasi yajg diikutinya selama kuliah di UMM. Selama ini Amanda mengikuti tiga lembaga semi otonom (LSO) yang membekalinya dalam bertorika yakni LSO Peradilan Semu, Komunitas Riset dan Debat serta Pusat Kajian keilmuan (Pukas).
“Dari sanalah saya belajar banyak hal. Tidak hanya ilmu jurusan yang saya tekuni, tapi juga cara berbicara, beretorika, hingga berorganisasi. Apalagi melihat bahwa lomba ini dilaksanakan secara tim, jadi mau tidak mau saya harus bisa berkompromi dan menyatukan ide bersama Yogi agar bisa memenangkan lomba ini dengan apik,” ungkap mahasiswa asal Lampung ini.
Menurut Amanda, UMM juga sangat membantunya selama sebelum hingga proses perlombaan. Ada bimbingan, bantuan take video, mengedit video dan persiapan krusial lainnya. Bahkan nuga mengapresiasi kemenangannya dengan berbagai bentuk.
“Adapun pada babak semi final kami berhadapan dengan tuan rumah, Universitas Negeri Makassar dan membahas mosi terkait pembangunan jalan tol tidak terdampak signifikan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat,” kata dia.
“Sedangkan saat final, mosi yang diangkat adalah Konflik Palestina dan Israel serta sistem konfesionalisme lebih baik dari pada sistem two state dalam menyelesaikan konflik tersebut,” imbuhnya.