KBRN, Malang: Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tahun 2020 diadakan secara dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring). Kampus Putih UMM tahun ajaran 2020 ini menerima setidaknya 7500 mahasiswa baru (maba) dari seluruh Indonesia.
Meski begitu, hanya sebagian kecil mahasiswa baru yang diperkenankan untuk mengikuti Pesmaba luring. Untuk menghindari penularan Covid-19, panitia telah secara ketat menerapkan protokol kesehatan. Penyelenggaraannya juga dilakukan secara bergelombang sejak 22 September hingga 15 Oktober 2020.
Pembukaan Pesmaba UMM tahun 2020 disimbolkan dengan rampak perkusi dan iringan tarian Lestari Indonesia yang merupakan tari kreasi kontemporer Kota Malang dikemas secara apik dengan pola rancak dan dinamis. Tarian ini menggambarkan sebuah semangat dalam mengekspresikan sebuah kekuatan dalam melestarikan budaya Indonesia. Drone Motodoro, drone pertanian rancangan dosen Fakultas Pertanian dan Peternakan UMM juga turut memeriahkan pembukaan Pesmaba Blended Daring-Luring kali ini dengan mengibarkan bendera Pesmaba di langit UMM.
Dalam sambutannya , Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd., menyebut bahwa UMM mengusung semangat “UMM Dari Muhammadiyah Untuk Bangsa”. Artinya UMM memiliki tanggung jawab dalam menyelenggarakan pendidikan, tidak hanya sekedar mengantarkan mahasiswanya menjadi sarjana. “Yang lebih penting adalah saudara para mahasiswa hadir di UMM akan dicetak menjadi pemimpin bangsa,” tutur Fauzan di hadapan 200-an maba UMM yang mengikuti Pesmaba luring.
Di tengah kondisi pandemi Covid-19, Fauzan juga mengajak seluruh maba untuk tidak boleh larut menjadi manusia yang sulit, yang pada akhirnya hanya mengeluh, tertutup, serta ekslusif.
“Saya ingin mengajak saudara-saudara, marilah dalam kondisi yang sulit ini kita bersama-sama bangkit menyiapkan diri, menyiapkan karakter kita untuk menjadi manusia tangguh dalam menghadapi situasi apa saja,” tegas Fauzan saat pembukaan Pesmaba yang dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pengembangan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P secara virtual.
Sementara itu, Menko PMK Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP., saat didapuk memberikan kuliah umum menyampaikan rasa harunya karena dapat menyaksikan atmosfer semangat dari maba UMM. “Saya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari UMM tentu saja saya menyampaikan rasa haru saya atas tetap eksisnya UMM walaupun berada di tengah-tengah pandemi Covid-19,” ungkap Muhadjir Effendy yang pernah menjabat Rektor UMM periode 2000 hingga 2016 ini melalui sambungan virtual.
Muhadjir yang juga merupakan Wakil Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMM berpesan secara khusus kepada maba. Yang pertama untuk menghadapi Covid-19 ini tidak ada pilihan lain untuk sementara, kecuali harus mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan hindari kerumunan. Terutama kerumunan yang kita tidak tahu betul siapa-siapa yang berada dalam kerumunan itu. Tentu saja ini tidak cukup, karena itu pemerintah juga sedang berupaya keras untuk mempercepat memperoleh vaksin baik dari luar maupun dalam negeri. Di akhir sambutannya, Muhadjir mengucapkan selamat kepada para maba.
“Saya ucapkan selamat kepada seluruh mahasiswa baru UMM. Sudah seharusnyalah kalian bangga menjadi bagian dari sivitas akademika UMM. Di Jawa Timur, untuk 12 tahun berturut-turut UMM menjadi kampus terunggul. Dan tentu saja menjadi kampus terunggul di Jawa Timur belum cukup kecuali harus segera mengejar ke tingkat yang lebih tinggi yaitu berbicara unggul di tingkat nasional. Bahkan bisa diperhitungkan sejajar dengan perguruan tinggi- perguruan tinggi terkemuka di dunia,” tandas Muhadjir.